Islamdi Ghana, Berhadapan dengan Gencarnya Kristenisasi. Keliling 193 Negara, Sal Savallo Akhirnya Menemukan Islam. ''Awaslah kalian dari dosa-dosa kecil yang biasa diremehkan, sebab itu semua dapat terkumpul sehingga dapat membinasakan orangnya.''. Lalu beliau membuat perumpamaan, suatu kaum (rombongan) yang turun berkemah di hutan dan ketika

Lori Official Writer Setiap kita pasti pernah berbuat dosa. Tapi uniknya, ada beberapa dari kita yang bahkan tidak merasa melakukan dosa dan beberapa lainnya merasa tak pantas untuk kejatuhan ini, muncul sekelebat rasa yang tak enak, rasa bersalah, kecewa dan menyesal bercampur menjadi kalanya kita bahkan berpikir, dosa yang kita lakukan tak pantas diampuni. Sehingga kita memilih untuk meninggalkan Tuhan. Artikel ini berusaha untuk mengingatkan kita tentang kenyataan akan rentannya manusia jatuh dalam dosa dan kenyataan bahwa Tuhan menyediakan pengampunan atas dosa-dosa kita. Bukan berarti pengampunan itu menjadi gampangan, tapi mari meresponinya dengan menyadari harga mahal yang harus dibayarkan untuk memberikan pengampunan Itu Dosa?Seorang penulis bernama Ernest Hemingway pernah berkata bahwa kalau sesuatu itu bermoral, kamu akan merasa baik sesudahnya. Tapi kalau tidak bermoral, kamu akan merasa buruk pandangan umum tentang dosa dan banyak yang menganut pandangan itu. Sayangnya itu bukan pernyataan firman Tuhan. Alkitab berkata bahwa dosa adalah sikap menginginkan kemauan sendiri, bukan kemauan Pandangan tuhan Terhadap Dosa?Bagi Tuhan, dosa adalah sebuah tindakan yang tak bisa ditolerir. “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman.” Habakuk 1 13a“Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” 1 Yohanes 1 5bSebagian dari kita mungkin menganggap dosa sepele karena mengingat pengorbanan Yesus di kayu salib. Lalu kita mulai berpikir, Kenapa harus mencemaskan dosa yang kamu buat bukankah Yesus sudah menebusnya?’ Bisa jadi pola pikirmu tentang dosa sedikit keliru karena menganggap dosa hanya seperti sebuah kesalahan kecil dalam sama menganggap dosa sebagai hal yang serius. Karena satu dosa lah, Adam dan Hawa diasingkan dari Taman Eden. Karena dosalah, Allah membawa banjir besar atas dunia dan membunuh seluruh manusia dan makhluk yang hidup. Dia juga melemparkan api atas kota Sodom dan Gomora karena tindakan mereka yang tak beradab. Karena dosa, bangsa Israel harus mengarungi padang gurun selama 40 membenci dosa. Sementara kita merasa dosa itu hal yang biasa karena itulah kita cenderung terus menerus melakukannya. Seperti Adam dan Hawa, kita berpikir kalau kita tahu ada dosa tapi sebenarnya tidak bisa terhindar darinya. Kita tak akan bisa seperti Tuhan, yang tahu dengan detail dimana kejahatan terjadi. Tapi Dia tetap tak menyerah dengan segala ulah kejahatan. Bukan seperti kita, yang justru kerap terjebak dengan Menimbulkan DukaSetiap orang yang sudah didiami Roh Allah akan merasa bersalah ketika berbuat dosa. Roh Tuhan akan merasa sedih dengan setiap tindakan kita. Tapi hal itu tidak serta merta membuat Tuhan lepas tangan atas hidupmu. Sekalipun kita jatuh dalam dosa, Tuhan sama sekali tidak membenci kita. KasihNya tak akan berubah. Meskipun di satu sisi, kita gak bisa menyangkali kalau dosa yang kita lakukan telah mendukakan Roh Kudus.“Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” Efesus 4 30Untuk memahami bagaimana dosa menjeratmu, mari melihat perbedaan antara hubunganmu dengan Tuhan dan persekutuanmu dengan Dengan Tuhan- Dimulai sejak kita menerima Yesus sebagai Juru Slamat Yohanes 1 12- Kekal 1 Petrus 1 3,4- Dipelihara hanya oleh Tuhan Yohanes 10 27-29- Tidak pernah berubah Ibrani 135Persekutuan dengan Tuhan- Dimulai sejak menerima Yesus sebagai Juru Slamat Kolose 2 6- Bisa Dihalangi Mazmur 32 3-5- Dibangun hanya oleh diri kita sendiri 1 Yohanes 1 9- Berubah saat kita mulai berbuat dosa Mazmur 66 18Dosa sama sekali tidak mempengaruhi hubungan kekal kita dengan Tuhan. Kristus mati untuk semua dosa kita – dulu, sekarang dan selamanya. Karena iman kepada Yesus, dosa kita sepenuhnya diampuni. Tapi dosa bisa mempengaruhi persekutuan kita dengan Tuhan. Dalam artian, hubungan kita secara duniawi menjadi terganggu. Dosa mempengaruhi komunikasi kita dengan Tuhan dan tujuan kita untuk melakukan kehendak-Nya. Dosa menumpulkan pikiran dan tindakan yang harusnya kita lakukan untuk Tuhan.“Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela” Mazmur 32 3-5Inilah respon yang benar terhadap dosa. Kita tak perlu menyangkali dosa. Kita harus JugaBencilah Dosanya, Bukan PendosanyaIni Pentingnya Pengakuan Dosa di Momen PrapaskahMengaku Dosa dan BertobatTak ada manusia yang benar-benar suci tanpa dosa. Karena kita akan selalu dicobai sepanjang hidup kita oleh keinginan-keinginan hati dan tawaran dunia. Karena itulah kita perlu bertobat setiap hari. Proses pertobatan inilah yang akan membuat kita menghargai kasih arti mengaku dosa dan bertobat? Pertama, pengakuan dosa berarti setuju dengan Tuhan. Dia sudah tahu kita berdosa sebelum kita mengakuinya.“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1 9Pengakuan berarti dengan bebas mengakui dosa kita dan menerima sikap Allah atas dosa bukan berarti memohon ampun kepada Tuhan. Kristus sudah membayar hukuman untuk dosa kita, dan pengampunan Tuhan tersedia secara otomatis ketika kita mengaku. Alasan kenapa Tuhan menyediakan pengampunan adalah karena kematian Yesus di kayu salib, bukan karena kekuatan atau kerendahan hatimu mengakui dosa di pertobata berarti mengubah tindakan kita atas dosa yang kita lakukan. Itu melibatkan persetujuan Tuhan bahwa kita salah dan kita tidak ingin terus melakukan dosa yang sama. Dosa akan selalu mencobai kita selama hidup. Yesus sendiri mengalaminya. Tapi Dia sama sekali tidak menyerah pada cobaan itu. Karena itu kalau kamu tergoda dan berbuat dosa, jangan menghukum dirimu sendiri. Kita diberi pilihan untuk menghindari pikiran-pikiran yang menggoda dan kita bisa meminta kekuatan dari Tuhan untuk mampu merasa bersalah karena dicobai. Saat kamu berada dalam kondisi ini, bacalah ayat-ayat berikut 1 Korintus 10 13, Roma 8 1-2 dan Ibrani 10 17. Sumber Charles Swindoll Halaman 1

A Dosa dalam Perspektif Kristen . 1. Arti Dosa Alkitab menggunakan beberapa istilah untuk dosa. Kata Ibrani yg paling umum ialah khatta't (dlm berbagai bentuk dari akar kata yg sama), 'awon, pesya `ra`; dan kata Yunani ialah hamartia, hamartema, parabasis, paraptoma, poneria, anomia dan adikia. Ada beda pengertian
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3 23 – 24 Kalau saya teringat akan masa lalu saya, sering saya merasa malu dan menyesal atas berbagai perbuatan dan kelakuan saya yang tidak terpuji. Entah itu berupa iri hati, bohong kecil, mengambil barang tanpa ijin, ataupun merusakkan barang orang lain tanpa mengganti rugi, semuanya pernah saya lakukan, terutama semasa kanak-kanak dan remaja. Memang setelah saya melakukan hal-hal yang kurang baik, sering ada rasa menyesal yang timbul di hati. Pikiran pun melayang, membayangkan bagaimana jika sekiranya saya harus mempertanggung-jawabkan perbuatan saya kepada Tuhan; apalagi ada orang-orang yang menakut-nakuti, bahwa saya akan diadili Tuhan dan semua dosa yang pernah saya lakukan akan ditayangkan di sebuah layar perak di hadapan Tuhan dan orang-orang lain setelah saya mati. Tetapi biasanya saya menghibur diri dengan memakai alasan bahwa semua yang saya lakukan hanyalah dosa-dosa kecil. Benarkah dosa kecil akan diabaikan Tuhan? Ayat pembukaan diatas mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Ini berarti semua dosa adalah sama di hadapan Tuhan. Orang Kristen memang percaya bahwa Tuhan adalah maha suci, dan karena itu Ia membenci semua bentuk dosa. Tetapi Tuhan juga maha pengampun dan maha kasih, siapa yang percaya kepada Kristus akan mendapat pengampunan. Dalam hal ini, pertanyaan yang terkadang muncul yaitu apakah Tuhan membedakan dosa kecil dan dosa besar dalam pengampunanNya. Apakah Ia lebih mudah mengampuni dosa yang kecil? Apakah Ia akan selalu mau mengampuni dosa kita sekalipun itu dosa besar? Ayat dibawah ini memberikan jawaban untuk kita. “….Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Yesaya 1 18 Bagi Tuhan tidak ada beda antara dosa kecil dan dosa besar, semua itu adalah dosa yang memerlukan penebusan darah Kristus. Jika kita bertobat dari dosa-dosa kita, Ia mau melupakan dosa-dosa kita Ibrani 8 12. Karena itu, setelah mendapat pengampunan kita harus berhenti dari berbuat dosa, baik besar maupun kecil. Hari demi hari, kita harus berubah menjadi makin serupa dengan Kristus. “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” 1 Yohanes 3 6 Semua dosa adalah sama dihadapan Allah yang maha suci. Yesus pernah berkata bahwa jika kita memandang seseorang dengan hawa nafsu, itu juga berarti bahwa kita sudah berzinah Matius 5 28. Walaupun demikian, selama kita hidup di dunia, dosa kecil tentunya berbeda dengan dosa besar. Karena itu, pemerintah sebagai wakil Allah di dunia, membedakan jenis kejahatan dan memberikan hukuman yang berbeda. “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” Roma 13 4 Dalam kenyataannya, apa yang kita anggap dosa kecil bisa dan sering bertumbuh menjadi besar tanpa kita sadari. Mereka yang sering berbohong kecil, lama-lama menjadi pembohong besar; mereka yang sering mengambil atau memakai barang orang lain tanpa ijin, lama kelamaan bisa menjadi pencuri atau koruptor; mereka yang senang mengumbar hawa nafsu dalam pikirannya, lambat laun jatuh dalam perzinahan dan berbagai hal-hal yang tidak senonoh. Mereka yang mengabaikan etika, lambat laun akan mengabaikan hukum. Pagi ini firman Tuhan berkata bahwa dosa apapun yang kita lakukan adalah cukup untuk membawa kita ke arah kematian abadi. Hanya melalui darah Yesus, kita telah mendapat pengampunan. Karena itu, sebagai orang yang diselamatkan, kita harus berusaha untuk hidup dalam kebenaran setiap saat. “Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!” 1 Korintus 15 34
Dosamembawa kekacauan. "Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan
Dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah menunjukkan bahwa dosa terbagi menjadi dosa besar al-kab`air dan dosa kecil ash-shagha`ir. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ“Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” QS. Asy-Syura 37.Allah Ta’ala juga berfirmanإِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa besar yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga” QS. An-Nisa` 31.Allah Ta’ala juga berfirmanالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ“Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya” QS. An-Najm 32.Juga dalil-dalil As-Sunnah, menunjukkan adanya pembagian dosa besar dan dosa kecil. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaالصَّلاةُ الخمسُ والجمعةُ إلى الجمعةِ كفَّارةٌ لما بينَهنَّ ما لم تُغشَ الْكبائرُ“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke shalat Jum’at selanjutnya, menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya, selama tidak melakukan dosa besar” HR. Muslim no. 233.Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaاجتنبوا السبعَ الموبقاتِ . قالوا يا رسولَ اللهِ ، وما هن ؟ قال الشركُ باللهِ ، والسحرُ ، وقتلُ النفسِ التي حرّم اللهُ إلا بالحقِّ ، وأكلُ الربا ، وأكلُ مالِ اليتيمِ ، والتولي يومَ الزحفِ ، وقذفُ المحصناتِ المؤمناتِ الغافلاتِ“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan. Para sahabat bertanya wahai Rasulullah, apa saja itu? Rasulullah menjawab, syirik terhadap Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, kabur ketika peperangan, menuduh wanita baik-baik berzina’” HR. Bukhari no. 2766, Muslim no. 89.Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma mengatakanالكَبائرُ تِسْعٌ الإشراكُ باللهِ، وقَتْلُ نَسَمَةٍ، والفِرارُ مِنَ الزَّحفِ، وقَذْفُ المُحْصَنةِ، وأكْلُ الرِّبا، وأكْلُ مالِ اليتيمِ، وإلحادٌ في المسجدِ، والَّذي يَستَسخِرُ، وبُكاءُ الوالدينِ مِنَ العُقوقِ“Ada 9 dosa besar syirik kepada Allah, membunuh jiwa, kabur dari perang, menuduh wanita baik-baik berzina, makan riba, memakan harta anak yatim, melakukan penyimpangan di masjid, tidak membayar upah pekerja, membuat orang tua menangis karena perbuatan durhaka” HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 12/15, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad dalil-dalil lainnya yang menunjukkan adanya dosa besar, maka mafhum-nya dosa-dosa selain dosa besar maka termasuk dosa Dalam Membedakan Dosa Besar Dan Dosa KecilKonsekuensi Dosa BesarKaidah Dalam Membedakan Dosa Besar Dan Dosa KecilPara ulama banyak menyebutkan dhawabith kaidah dalam membedakan dosa besar dengan dosa kecil. Diantara dhawabith dosa besar dan dosa kecil yang disebutkan para ulama adalah1. Dosa besar adalah yang disebutkan sebagai dosa besar oleh Allah dan Rasul-NyaSemua dosa yang disebutkan secara tegas oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai dosa besar atau perbuatan yang membinasakan maka ini adalah dosa besar. Juga yang disepakati oleh para ulama sebagai dosa besar. Al-Qurthubi mengatakanكُلّ ذَنْب أُطْلِقَ عَلَيْهِ بِنَصِّ كِتَاب أَوْ سُنَّة أَوْ إِجْمَاع أَنَّهُ كَبِيرَة أَوْ عَظِيم“Dosa besar adalah dosa yang dimutlakkan oleh nash Al-Qur`an dan As-Sunnah atau ijma’ sebagai dosa besar” Fathul Baari, 15/709.Maka setiap dosa yang disebutkan oleh Allah atau oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai dosa besar, maka itu dosa besar. Sebagaimana dalam beberapa hadits di atas, disebutkan beberapa dosa besar di antaranya syirik, sihir, membunuh, makan riba, makan harta anak yatim, kabur ketika peperangan, menuduh wanita baik-baik berzina, membuat orang tua menangis, dan Dosa besar adalah setiap dosa yang diancam neraka, atau kemurkaan, atau laknat atau adzabDosa besar adalah dosa yang pelakunya diancam dengan adzab neraka, kemurkaan Allah atau laknat, serta pelakunya disifati dengan kefasikan. Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma ketika menafsirkan surat An-Nisa` 31 di atas, beliau berkataالكبيرة كل ذنب ختمه الله بنار، أو غضب، أو لعنة، أو عذاب“Dosa besar adalah yang Allah tutup dengan ancaman neraka, atau kemurkaan, atau laknat atau adzab” Tafsir Ibnu Katsir, 2/282.Al-Hasan Al-Bashri mengatakanكُلّ ذَنْب نَسَبَهُ اللَّه تَعَالَى إِلَى النَّار فَهُوَ كَبِيرَة“Setiap dosa yang Allah gandengkan dengan neraka maka itu adalah dosa besar” Tafsir Ibnu Katsir, 2/285.3. Dosa besar adalah yang terdapat hukuman khususTermasuk dosa besar, perbuatan yang dilarang oleh syariat dan digandengkan dengan sebuah hukuman tertentu, tidak sekedar dilarang. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakanالكبائر هي ما رتب عليه عقوبة خاصة بمعنى أنها ليست مقتصرة على مجرد النهي أو التحريم، بل لا بد من عقوبة خاصة مثل أن يقال من فعل هذا فليس بمؤمن، أو فليس منا، أو ما أشبه ذلك، هذه هي الكبائر، والصغائر هي المحرمات التي ليس عليها عقوبة“Dosa besar adalah yang Allah ancam dengan suatu hukuman khusus. Maksudnya perbuatan tersebut tidak sekedar dilarang atau diharamkan, namun diancam dengan suatu hukuman khusus. Semisal disebutkan dalam dalil barangsiapa yang melakukan ini maka ia bukan mukmin’, atau bukan bagian dari kami’, atau semisal dengan itu. Ini adalah dosa besar. Dan dosa kecil adalah dosa yang tidak diancam dengan suatu hukuman khusus” Fatawa Nurun alad Darbi libni Al-Utsaimin, 2/24, Asy-Syamilah.4. Dosa yang dinafikan pelakunya dari keimanan atau dari umat NabiDosa besar adalah dosa yang pelakunya dikatakan tidak beriman atau dianggap bukan bagian dari umat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakanوضابطها – يعني الكبيرة – ما قاله المحققون من العلماء كل ذنب ختمه الله بنار، أو لعنة، أو غضب، أو عذاب. زاد شيخ الإسلام – يعني ابن تيمية - أو نفي الإيمان. قلت ومن برئ منه رسول الله صلى الله عليه وسلم ، أو قال ليس منا من فعل كذا أو كذا“Kaidah dosa besar, sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama muhaqqiqin, adalah setiap dosa yang Allah gandengkan dengan laknat, atau kemurkaan atau adzab. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menambahkan juga yang terdapat penafian keimanan. Menurutku juga, termasuk dosa yang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berlepas diri darinya, atau Nabi mengatakan bukan golongan kami yang melakukan ini dan itu” Fathul Majid, 418.5. Dosa yang terdapat hukuman hadd-nyaDosa besar adalah semua dosa yang terdapat hukuman hadd-nya di dunia. Ibnu Shalah rahimahullah mengatakanلَهَا أَمَارَات مِنْهَا إِيجَاب الْحَدّ , وَمِنْهَا الْإِيعَاد عَلَيْهَا بِالْعَذَابِ بِالنَّارِ وَنَحْوهَا فِي الْكِتَاب أَوْ السُّنَّة , وَمِنْهَا وَصْف صَاحِبهَا بِالْفِسْقِ , وَمِنْهَا اللَّعْن“Dosa besar ada beberapa indikasinya, di antaranya diwajibkan hukuman hadd kepadanya, juga diancam dengan azab neraka atau semisalnya, di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Demikian juga, pelakunya disifati dengan kefasikan dan laknat ” Tafsir Ibnu Katsir, 2/285.Syaikh Muhammad bin Ibrahim juga menjelaskanما توعد عليه بغضب، أو لعنة، أو رتب عليه عقاب في الدنيا، أو عذاب في الآخرة“Dosa besar adalah dosa yang diancam dengan kemurkaan Allah, atau laknat, atau digandengkan dengan suatu hukuman di dunia, atau dengan suatu adzab di akhirat” Fatawa war Rasail, 2/54.Konsekuensi Dosa BesarNabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaما منِ امرئٍ مسلمٍ تحضرهُ صلاةٌ مكتوبةٌ . فيُحسنُ وضوءَها وخشوعَها وركوعَها . إلا كانتْ كفارةً لما قبلها منَ الذنوبِ . ما لمْ يؤتِ كبيرةً . وذلكَ الدهرَ كلَّهُ“Tidaklah seorang Muslim menghadiri shalat wajib di masjid, ia membaguskan wudhunya dan membaguskan khusyuk serta rukuknya, kecuali itu semua menjadi kafarah penghapus dosa-dosanya yang telah berlalu, selama ia tidak mengerjakan dosa besar. Dan itu berlaku sepanjang masa” HR. Muslim no. 228.Al Imam An-Nawawi menjelaskan hadits iniمَعْنَاهُ أَنَّ الذُّنُوبَ كُلَّهَا تُغْفَرُ إِلَّا الْكَبَائِرَ فَإِنَّهَا لَا تُغْفَرُ … قَالَ الْقَاضِي عِيَاضٌ هَذَا الْمَذْكُورُ فِي الْحَدِيثِ مِنْ غُفْرَانِ الذُّنُوبِ مَا لَمْ تُؤْتَ كَبِيرَةٌ هُوَ مَذْهَبُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَأَنَّ الْكَبَائِرَ إِنَّمَا تُكَفِّرُهَا التَّوْبَةُ أَوْ رَحْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى وَفَضْلُهُ“Maknanya bahwa semua dosa akan diampuni karena amalan tersebut kecuali dosa besar. Adapun dosa besar tidak diampuni dengan sebatas amalan tersebut … Al-Qadhi Iyadh mengatakan bahwa yang disebutkan dalam hadits, yaitu keyakinan bahwa dosa-dosa akan diampuni selama bukan dosa besar, ini adalah keyakinan Ahlussunnah. Dan dosa besar itu hanya dapat dihapuskan dengan taubat atau dengan rahmat dari Allah Ta’ala dan keutamaan dari Allah” Syarah Shahih Muslim lin Nawawi, 3/112.Juga Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaالصَّلاةُ الخمسُ والجمعةُ إلى الجمعةِ كفَّارةٌ لما بينَهنَّ ما لم تُغشَ الْكبائرُ“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke shalat Jum’at selanjutnya, menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya, selama tidak melakukan dosa besar” HR. Muslim no. 233.Dan hadits-hadits yang menyebutkan penghapusan dosa karena amalan shalih semisal ini dosa kecil itu akan pupus dan akan hilang dengan sendirinya jika seseorang melakukan amalan-amalan shalih. Namun tidak demikian pada dosa besar. Dosa besar hanya bisa hilang jika pelakukan bertaubat paparan ringkas ini, semoga bermanfaat. Wabillahi at taufiq was Yulian PurnamaArtikel
Inilahmaksud dari perkataan ini. Maka biarlah orang memakai kepekaan yang besar, yang kuat dan akurat untuk menentang dosa kecil atau yang kelihatan remeh. Kedua, Kasih persaudaraan adalah Menerima perbedaan. Cinta kasih adalah bisa menghargai orang lain yang berbeda, yang benar-benar distinctif. "Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah" - 1 Yohanes 34 Pada dasarnya, dosa merupakan tindakan yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. Banyak terminologi dosa dalam alkitab mulai dari dosa secara pikiran, mulut, hati, dan ada 7 dosa pokok atau 7 dosa besar dalam kristen yang mampu melahirkan dosa-dosa lain. Dilansir Selisip, konsep ini berawal dari biarawan Evagrius Ponticus yang melihat ketujuh dosa ini sebagai pikiran jahat di Paus Gregorius membaginya menjadi tujuh. Berlandaskan tradisi Kristiani pada waktu itu, ketujuh dosa ini dianggap mematikan dan harus dihindari. Ada apa saja?1. Envy iri hatiilustrasi perempuan Zimmerman "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." - Yakobus 316 Dosa ini sifatnya tersembunyi dalam hati dan pikiran manusia. Umumnya, perasaan iri hati ini timbul ketika kita membandingkan diri dengan orang lain. Alkitab menunjukkan bahwa iri hati menjadi motif kejahatan yang merugikan banyak orang. Berawal dari kisah Kain dan Habel, iri hati mengakibatkan Kain membunuh Habel 1 Yohanes 312. Ada pula kisah saudara-saudara Yusuf yang iri, hingga menjual Yusuf sebagai budak ke Mesir Kejadian 3722.Fokusnya bukan pada perbuatan Tuhan dalam hidup kita, tetapi pada hal-hal yang tidak kita miliki. Alhasil, kita lupa untuk bersyukur atas berkat-berkat Tuhan, malah menimbulkan kejahatan baru. 2. Gluttony rakusilustrasi makan Piacquadio “Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.” - Filipi 39 Kerakusan ini merujuk pada ketidakpuasan terhadap makanan. Perhatian manusia terfokus pada sikap berlebihan terhadap makanan. Bisa saja mengonsumsi makanan atau diet hari, Allah sudah menyediakan makanan yang cukup untuk umat-Nya. Ketika seseorang rakus, maka ia tak lagi peka terhadap kebutuhan sesama dan fokus pada santapannya mengapa alkitab juga menjelaskan tentang hal berpuasa Matius 616-18. Tuhan mau mengajarkan kita untuk disiplin berpantang makanan demi maksud Greed serakahilustrasi uang Miroshnichenko “Cinta uang adalah salah satu akar berbagai kejahatan, dan karena memupuk cinta itu, ada yang menyimpang dari iman dan menyakiti diri dengan banyak penderitaan.” - 1 Timotius 610 Disebutkan dalam alkitab bahwa uang menjadi akar segala kejahatan. Kita bisa saja mencintai hingga terlena pada uang, sehingga kita lupa akan keberadaan Allah sebagai raja dari segala uang merupakan bentuk keserakahan yang paling sering kita temui. Alih-alih cukup, manusia berhasrat memiliki suatu hal berlebihan. Padahal dalam Doa Bapa Kami, kita diajar Yesus untuk meminta yang Pride kesombongan Cuplikan drama It's Okay to Not Be Okay dok. tvN “Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.” - Amsal 214 “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.” - Amsal 165 Tinggi hati atau sombong merupakan hal keji yang dibenci Tuhan. Sayangnya, manusia kerap memiliki sifat merujuk pada penilaian yang menganggap diri sendiri paling penting atau benar. Maka, mintalah kerendahan hati pada Tuhan dalam doa, sebab kita tak punya kuasa atas apa pun. Dengan rendah hati, kita semakin dibentuk untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek hidup ini. Baca Juga 7 Dosa yang Tak Terampuni oleh Allah SWT, Hindari Syirik dan Sihir! 5. Lust hawa nafsuCuplikan drama Nevertheless dok. jTBC “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.” - Kolose 35 Segala hal yang bersifat duniawi itu jauh dari kekudusan yang diinginkan Allah. Bukan mendatangkan kebaikan, perbuatan daging seperti ini menjerumuskan kita untuk melakukan kejahatan lain. Misalnya, kita terlalu fokus pada handphone sehingga kita lupa untuk berdoa dan menyembah Tuhan. Artinya, kita sudah menyembah berhala yaitu bisa mengendalikan diri dari hawa nafsu, tidak mudah. Mintalah hikmat dan pimpinan Tuhan sepanjang waktu agar kita bisa mengendalikan diri dari nafsu duniawi. 6. Sloth malasCuplikan drama Doom at Your Service dok. tvN "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." – Efesus 515-17 Berbeda dengan kerakusan, keserakahan, maupun hawa nafsu. Justru kemalasan ini merujuk pada keengganan manusia. Malas merupakan kondisi manusia tidak memiliki hasrat untuk memanfaatkan waktu dalam manusia merupakan kairos kesempatan atau pemberian dari Allah. Jangan sia-siakan waktu yang sudah Tuhan beri untuk suatu hal yang sifatnya Wrath amarahCuplikan drama The World of The Married dok. jTBC "Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan" - Mazmur 378 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” - Efesus 426 Sesungguhnya kita gak bisa lepas dari perasaan ini. Oleh sebab itu, dalam Efesus 426 Paulus mengingatkan kita untuk tidak berbuat dosa ketika amarah kamu marah, pikiran dan hati itu gak bisa menyatu atau sinkron. Akibatnya, kita bisa melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Belajarlah untuk memendam amarahmu, peganglah firman Tuhan kendalikan tujuh dosa besar atau tujuh dosa dalam kristen yang mematikan ini. Jangan lupa meminta hikmat dari Tuhan agar kamu bisa hidup sesuai dengan kehendak-Nya! Baca Juga Doa-Doa Penenang Hati agar Kamu Selalu Dilindungi Allah SWT

Kitasudah mengetahui 7 macam-macam dosa menurut Alkitab. Ini menjadi pilihan bagi kita untuk menentukan apakah kita mau terus melakukan dosa-dosa ini. Tentu saja dosa tidak terbatas pada 7 hal ini. Namun, ini menjadi refleksi dasar bagi kita agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jangan sampai akibat dosa menurut Alkitab harus kita

Al-Quran dan Alkitab mempunyai pandangan berbeda tentang dosa. Al-Quran membedakan dosa dalam dua hal. Dosa kecil dan dosa besar. Pertanyaan terpenting adalah “Bagaimana cara dapat ampunan Allah?” Berzinah, membunuh, dan perbuatan keji lainnya dikategori dosa besar. “Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu sebab yang benar” Qs 6151 Alkitab tidak mengenal dosa kecil ataupun besar. Alkitab menjelaskan dosa adalah sebuah pelanggaran terhadap hukum Allah, “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah” Injil, Surat 1 Yohanes 34. Masuknya Dosa dalam Dunia Sebagaimana kita ketahui makhluk hidup tidak berasal dari jenis yang berbeda. Anjing tidak berasal dari kucing. Mangga tidak berasal dari pohon rambutan. Hukum ini juga berlaku bagi manusia. Adam, bapa umat manusia telah kehilangan kebenaran karena ketidak-taatannya. Dia dikeluarkan dari Taman Firdaus yang kudus ke tanah terkutuk, karena dosanya. Di tempat ini Adam beranak cucu. Keturunannya tidak lagi memahami kekudusan Taman yang semula ditempati Adam. Kitab Suci Allah menyatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang [Adam], dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” Injil, Surat Roma 512. Anak cucu Adam dilahirkan dalam hukuman. Dosa yang diwariskan Adam membuat tidak seorangpun benar di hadapan Allah. Sehingga, pada hakekatnya manusia dilahirkan dalam dosa, dan lingkungan menunjang pertumbuhan dosa tersebut. Benarlah apa yang dikatakan oleh Nabi Daud, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” Kitab Mazmur 517. Apakah Cara Dapat Ampunan Allah Melalui Amal Ibadah? Bagaimana dosa saya dapat diampuni? Ini adalah pertanyaan penting bagi setiap umat beragama! Karena Allah tidak mentolerir dosa masuk dalam sorga-Nya. Menurut Al-Quran, dosa dapat ditebus melalui tiga hal, yaitu Sedekah, puasa, dan sholat. “Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” Qs 2271. Sayangnya, ayat tersebut bertentangan dengan hadist yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, “Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah belaka” HSM 2412-2414. Isa Al-Masih Menyediakan Pengampunan Semua manusia hidup di bawah penghukuman. Tidak seorangpun yang dapat menebus nyawanya sendiri. Pertobatan tidak dapat menghilangkan dosa masa lalu. Satu-satunya cara dapat ampunan Allah adalah melalui penebusan. Inilah yang dilakukan Kalimat Allah – Isa Al-Masih – ketika Dia datang ke dunia dalam wujud manusia. Dikatakan, “Dan sama seperti Musa meninggikan ular dipadang gurun demikian juga Anak Manusia [Isa Al-Masih] harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” Injil, Rasul Besar Yohanes 314-15. Agar dapat datang ke hadirat Allah, manusia membutuhkan kekudusan. Tanpa kekudusan tidak seorangpun dapat melihat Allah. Amal baik adalah satu kewajiban yang harus dilakukan. Namun tidak dapat menghasilkan pengampunan untuk dosa masa lalu. Juga tidak menjadikan kita kudus. Kekudusan diberikan kepada orang beriman yang sudah dilahirkan oleh Roh Allah. Al-Masih berkata “Jika seorang tidak dilahirkan dengan air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh” Injil, Rasul Besar Yohanes 35-6. Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut 1. Menurut saudara, bagaimana dosa masuk dalam dunia? 2. Mengapa Isa Al-Masih menekankan amal tidak dapat memberi pengampunan dosa? 3. Setelah membaca artikel di atas, menurut saudara bagaimana cara dapat ampunan Allah? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di [email protected]. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut Bagaimana Nasib Islam Dan Kristen Yang Berdosa Sama? Berapa Banyak Pahala Penghapus Dosa Yang Diperlukan Orang Islam? Apakah Allah Akan Mengampuni Semua Dosa Muslim Pada Bulan Ramadhan? Putus Asa Atas Dosa Dan Ampunan Allah Video Dapatkah Amal Menghapus Dosa? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni”, silakan menghubungi kami dengan cara atau klik link ini. WA/SMS ke 0812-8100-0718 Marijangan abaikan dosa-dosa kita. Kita harus membereskannya. Bawalah hal itu kepada Yesus. Ijinkan pengampunan-Nya membasuh dosa-dosa dalam hidup kita. Ini mungkin sulit untuk kita hadapi, tetapi kita tidak bisa berdebat dengan Tuhan. Ketika Tuhan menyatakan hal itu dosa, maka itu adalah dosa. Bertobatlah! This article addresses the problem of corruption in Christian ethics based on the reference of God's word. Christians involved in corruption show that carrying out governmental duties is outside the control of God's word. To examine this topic more deeply, the author uses descriptive methods and literature studies. The results and conclusions of this study show that the corruptors prioritize the works of the flesh, worship material things, give in to worldly temptations, violate Christian morality, and do not glorify God in their lives. Those corrupt Christian bureaucrats who are dominated by greed and greed are not the characters expected by God, and by doing so, they lose the opportunity to be witnesses of Christ in the world. Corruption is bad behavior, so there is an opportunity for the church to pay attention to anti-corruption education for the congregation so that those who sit in government can carry out their duties and responsibilities by the demands of the Christian ini menyoroti permasalahan korupsi secara etika Kristen berdasarkan acuan firman Tuhan. Untuk mengkaji topik ini lebih mendalam, penulis menggunakan metode deskriptif dan studi literatur. Hasil dan kesimpulan dari studi ini menunjukkan bahwa para koruptor mengutamakan perbuatan daging, mendewakan materi, menyerah pada godaan keduniawian, melanggar moralitas Kristen dan tidak memuliakan Allah di dalam hidup mereka. Para birokrat Kristen yang korup itu dikuasai oleh sifat serakah dan tamak bukanlah karakter yang diharapkan oleh Tuhan dan dengan berbuat seperti itu mereka kehilangan kesempatan menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Korupsi itu sebagai perilaku yang buruk maka terbuka peluang bagi gereja untuk memperhatikan pendidikan anti korupsi bagi jemaat agar mereka yang duduk dalam pemerintahan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan iman Kristen. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 20 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Didaché Journal of Christian Education Vol. 2, No. 1 2021 20–42 e-ISSN 2722-8584 Published by Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran DOI Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya Bagi Pendidikan Anti Korupsi Sostenis Nggebu Sekolah Tinggi Teologi Saint Paul Bandung email Abstract This article addresses the problem of corruption in Christian ethics based on the reference of God's word. Christians involved in corruption show that carrying out governmental duties is outside the control of God's word. To examine this topic more deeply, the author uses descriptive methods and literature studies. The results and conclusions of this study show that the corruptors prioritize the works of the flesh, worship material things, give in to worldly temptations, violate Christian morality, and do not glorify God in their lives. Those corrupt Christian bureaucrats who are dominated by greed and greed are not the characters expected by God, and by doing so, they lose the opportunity to be witnesses of Christ in the world. Corruption is bad behavior, so there is an opportunity for the church to pay attention to anti-corruption education for the congregation so that those who sit in government can carry out their duties and responsibilities by the demands of the Christian faith. Keywords corruption, Christian ethics, education Abstrak Artikel ini menyoroti permasalahan korupsi secara etika Kristen berdasarkan acuan firman Tuhan. Untuk mengkaji topik ini lebih mendalam, penulis menggunakan metode deskriptif dan studi literatur. Hasil dan kesimpulan dari studi ini menunjukkan bahwa para koruptor mengutamakan perbuatan daging, mendewakan materi, menyerah pada godaan keduniawian, melanggar moralitas Kristen dan tidak memuliakan Allah di dalam hidup mereka. Para birokrat Kristen yang korup itu dikuasai oleh sifat serakah dan tamak bukanlah karakter yang diharapkan oleh Tuhan dan dengan berbuat seperti itu mereka kehilangan kesempatan menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Korupsi itu sebagai perilaku yang buruk maka terbuka peluang bagi gereja untuk memperhatikan pendidikan anti korupsi bagi jemaat agar mereka yang duduk dalam pemerintahan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan iman Kristen. Kata kunci korupsi, etika Kristen, pendidikan This is an open access article under the CC BY-SA license S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 21 Pendahuluan Secara historis korupsi merupakan permasalahan etika yang dihadapi oleh seluruh umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu hingga saat ini. Handayani 2019, p. 4 mengategorikan Hofni dan Pinehas telah berbuat curang dengan mengambil kurban persembahan yang merupakan hak Tuhan. Sifat cu-rang itu dapat memenuhi kriteria korupsi. Demikian juga jika dilihat dari kon-teks kekinian, kasus korupsi tetap marak akhir-akhir ini. Kasus korupsi pada akhir tahun 2020 yang lalu menarik perhatian masyarakat Indonesia yang dila-kukan oleh mantan Menteri Sosial Juliari Batubara yang menerima suap dari pihak ketiga dalam program bantuan sosial dari dampak Covid-19. Secara etika Kristen, ia tergolong pejabat Kristen yang mudah tergoda dengan harta dunia-wi yang sekaligus meruntuhkan moralitasnya. Dari data ini, memunculkan problema moral dalam diri koruptor yang patut disoroti secara etika Kristen. Korupsi sebagai tindakan yang bertentangan dengan kebenaran firman Allah, dikuasai keserakahan, bersifat tamak, membohongi hati nurani dan abaikan da-lam tanggung jawab pribadi sebagai orang percaya. Masalah korupsi bukan saja menciderai hukum negara bersifat yuridis tetapi juga bertentangan dengan kebenaran absolut bersifat moralitas yang secara khusus berurusan dengan etika Kristen dan firman Allah. Pada dasarnya korupsi sebagai kejahatan yang bertentangan dengan iman Kristen dan kesaksian Alkitab. Tindak korupsi itu dilatarbelakangi oleh motif dan tujuan tertentu yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Kajian tentang korupsi yang ditinjau secara etika Kristen telah mendapat perhatian dari para peneliti masa kini. Handayani 2019, pp. 1–8 memandang korupsi sudah berakar dalam sejarah kuno sejak zaman Mesopotamia yang menjalar hingga dewasa ini. Pada masa itu, korupsi kerap kali dikaitkan dengan politeisme dari bangsa-bangsa di sekitar Israel yang berdampak buruk bagi umat Tuhan. Kemudian, Dewantara 2018, p. 38 menggali jiwa anti-korupsi secara iman Kristen yang dikaitkan dengan dialog antaragama. Beliau menekankan tentang pentingnya sikap kebaikan yang selaras dengan cita-cita bangsa yang berkarakter religius. Selanjutnya, Dharmawan 2019, p. 38 memaparkan tentang penerapan etika Kristen bagi akuntan dalam upaya pemberantasan korupsi. Pembahasan beliau dikaitkan dengan tugas seorang akuntan yang berada di garis depan agar turut serta dalam mengatasi korupsi. Kaparang dan Siburian 2021, pp. 60–61 menelisik isu suap dari sudut refleksi apologetis etis. Keduanya menyimpulkan bahwa orang Kristen dalam menggunakan uang mesti berpe- 22 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 doman pada refleksi etis bahwa uang itu bersumber dari Allah, oleh Allah dan bagi atau untuk kepentingan dalam Allah. Dalam penggunaannya orang Kristen berpedoman pada konteks keabsolutan dari Allah sendiri. Sehingga, memberi suap itu bertentangan dengan citra Allah sendiri. Setelah menyimak pembahasan yang dikemukakan oleh para peneliti di atas, penulis melihat pentingnya menyoroti korupsi secara etika Kristen melalui rujukan firman Allah sebagai kebenaran absolut untuk menyoroti isu korupsi di Indonesia. Orang Kristen dipanggil Allah dan ditempatkan untuk berkarya da-lam pemerintahan seyogianya memelihara citranya sebagai orang yang takut akan Allah dengan melakukan kebenaran dan keadilan dengan sepenuh hati di tengah masyarakat luas, bukannya berbuat curang sementara menjalankan tu-gasnya. Maka topik itu menjadi fokus penelitian dalam artikel ini. Mengapa ko-rupsi termasuk pelanggaran terhadap firman Allah? Apa faktor pendorong ter-jadinya tindak korupsi itu? Bagaimana menilai korupsi dari sudut pandang etika Kristen? Dan, selanjutnya penulis mengajukan gagasan tentang pentingnya pen-didikan anti korupsi bagi generasi muda atau warga gereja. Pendidikan anti korupsi bagi warga gereja sebagai sarana efektif untuk mempersiapkan mereka menjalankan roda pemerintahan dalam kontrol firman Allah. Metode Dalam pembahasan paper ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Sukmadinata 2017, p. 72 mengatakan metode deskriptif digunakan untuk me-neliti fenomena yang muncul di tengah masyarakat yang dikaitkan dengan per-buatan manusia yang mencakup aktivitasnya, karakteristiknya dan hubungan antar fenomena yang satu dengan yang lainnya. Fenomena yang dimaksud da-lam penelitian ini adalah kasus korupsi yang disoroti secara etika Kristen. Selain itu, digunakan juga studi literatur. Menurut Nasir 2014, pp. 111–112, studi literatur digunakan untuk menelusuri dan menelaah materi dalam pustaka yang telah ada yang dikaitkan dengan masalah korupsi. Studi semacam ini ditempuh guna memperoleh data terbaru guna merumuskan ide penelitian. Secara khusus dalam kajian ini, penulis menggunakan hasil penelitian terkini yang dilakukan oleh Dharmawan 2019 tentang pentingnya pehadiran akuntan yang beretika. Juga digunakan padangan Hasibuan 2017 tentang politikus yang beretika; dan kajian dari Dewantara 2018 mengajukan pentingnya penerapan etika dalam dialog guna pemberantasan korupsi. Selain hasil penelitian, digu-nakan juga buku rujukan etika Kristen untuk mengevaluasi kasus korupsi. Selain S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 23 itu, buku Etika Kristen oleh Geisler 2013 digunakan sebagai sumber utama dalam penilaian. Berikutnya adalah Pengambilan Keputusan Etis & Faktor-Faktor di Dalamnya oleh Brownlee 2019. Buku ini memakai kajian menilai bahwa keputusan etis dipengaruhi oleh iman, tabiat pribadi dan faktor eksternal. Buku lainnya adalah oleh Magnis-Suseno 2006, Etika. Beliau menyoroti etika dari sudut filsafat moralitas. Di samping itu penulis juga memakai buku teks teologia atau dogmatika yang membahas poin tentang moralitas atau etika. Dengan demikian maka melalui studi ini penulis mendalami isu korupsi yang marak terjadi di Tanah Air yang ditinjau dari segi etika Kristen. Kemudian penulis merumuskan kesimpulan sebagai rangkuman akhir dari penelitian ini dan juga mengajukan implikasi bagi pendidikan anti-korupsi di dalam keluarga Kristen. Hasil dan Pembahasan Pemahaman tentang Korupsi Dalam UU No 20 Tahun 2001, korupsi didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain atau ko-rupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian rakyat. Penekanan korupsi sesuai undang-undang di atas bahwa korupsi berkaitan dengan per-buatan yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga, perbuatan yang buruk itu telah mendatangkan kepin-cangan dalam rencana pembangunan nasional. Tidak ketinggalan masyarakat Transparancy International Indonesia TII 2006, p. 3 mendefinisikan korupsi sebagai tindakan memperkaya diri sendiri melalui penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat publik. Motivasi pelaku korupsi menimbun harta dan memperkaya dirinya. Waluyo 2014, p. 180 mengatakan kasus korupsi menuntut upaya tegas aparat dalam pemberantasannya. Beliau menyikapi makin maraknya korupsi yang menggerogoti keuangan negara. Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa korupsi sebagai tindakan melawan hukum yang merugikan keuangan negara menjadi keuntungan sendiri. Kekuasaan digunakan sebagai arena meng-gelapkan anggaran pembangunan. Tindakan ini sebagai pengkhianatan atas sumpah atau janji yang diikrarkan sebelum memangku jabatan tersebut. Dalam literatur Kristen juga menyoroti kasus korupsi, Boyd 1999, p. 102 menjelaskan nabi Mikha mengecam Israel dan Yehuda karena maraknya korupsi di tengah masyarakat Mi 22; 32,9-11. Kramer 2004 juga membenarkan ulasan yang dikemukakan oleh Boyd. Dikatakannya bahwa para pemimpin Yahudi 24 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 dipersalahkan karena menyeleweng dari kekuasaan mereka seperti para hakim telah menerima sogok, nabi-nabi sebagai orang upahan, dan kaum bangsawan suka merampas hak orang miskin Kramer, 2004, pp. 20–34. Sifat koruptif itu menunjukkan masalah moralitas yang buruk dari para pemimpin di antara orang Israel. Hetharia 2012, p. 7 menilai buruknya moralitas para koruptor. Perilaku mereka telah menyeleweng dari kebenaran firman Allah dan mem-perlihatkan sifat pemberontakan kepada Tuhan semesta alam. Dampak korupsi menimbulkan ketidakadilan, mengutamakan egoisme dan menyengsarakan orang kecil. Rupanya kasus korupsi masih merajalela hingga detik ini. Dalam realitas masa kini, korupsi nyata-nyata menggelisahkan banyak orang, terutama orang Kristen. Sulistyo 2020, p. 3 mengetengahkan kasus korupsi yang melibatkan Juliari Batubara, mantan Menteri Sosial RI yang menarik perhatian masyarakat Indonesia karena menerima suap yang berasal dari dana bantuan sosial yang bernilai puluhan miliar rupiah. Sebagai seorang Kristen, Batubara bukannya menghadirkan diri sebagai seorang yang membawa kebaikan bagi bangsa dan negara, malah sebagai pecundang yang memalukan. Kasus ini patut dikritisi secara etika Kristen. Dalam ulasan Geisler 2017, pp. 80–82 bahwa secara etika kebohongan justru sangat melemahkan kesaksian Kristen. Hal ini menimbulkan problem yang dihadapi oleh umat Kristen berkaitan dengan kekuasaan, mate-rialisme, popularitas, keserakahan, hedonisme, serta kenikmatan keduniawian yang berbuah pada sikap mencuri dana pembangunan bagi diri sendiri. Praktik Korupsi Yang Terjadi Praktik korupsi di Indonesia terjadi dalam berbagai bentuk. Salah satunya ialah suap-menyuap. Tamawiwy-Karundeng 2015, pp. 79–80 membenarkan bahwa korupsi di Indonesia berkaitan dengan faktor suap-menyuap. Kutipan ini menandakan bahwa korupsi sebagai arena transaksional antara penyuap pe-bisnis dan penerima penguasa. Perbuatan kotor itu dilakukan secara bersama-sama sebagai hal yang lumrah. Miller 2016, pp. 23–26 mengatakan bahwa korupsi adalah penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan umum menjadi kepentingan pribadi. Suatu upaya melampaui wewenang untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Semma 2008, pp. 33–34 menguraikan korupsi sebagai tindakan gelap dan tidak sah untuk memperoleh keuntungan secara individu. Di sini juga tampak bahwa korupsi terjadi karena adanya motif dan tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh para koruptor dalam melakukan aksi mereka. S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 25 Dari pandangan tersebut dipahami bahwa korupsi menyangkut perbuatan rahasia yang melanggar undang-undang untuk merauk manfaat yang digu-nakan sendiri. Proyek pembangunan yang bernilai tinggi diselewengkan untuk memperoleh fee bagi pejabat publik tersebut. Motif mereka untuk meraih pemasukan tambahan dari uang negara untuk dikantongi sendiri. Para ahli mengatakan korupsi bukan hanya terjadi di negeri ini tetapi menjadi problem semua bangsa. Turksen 2018, pp. 43–91 mengatakan bahwa korupsi sebagai kejahatan yang bersifat global. Masalah korupsi menjadi tantangan setiap pemerintahan di seluruh dunia. Negara maju atau berkembang menghadapi persoalan yang sama. Sifat korup telah mengganggu kestabilan keuangan semua negara. Negara Vatikan juga menghadapi masalah korupsi yang serius. Secara global korupsi begitu momok dan mengkhawatirkan semua pihak seperti ditampilkan dalam film pendek The Secret of Trackling Corruption. Ini bukan sekadar musuh kejahatan biasa yang bersifat domestik atau berkaitan dengan suatu kawasan tetapi merupakan kejahatan yang mendunia. Korupsi sebagai Pelanggaran Moral Masalah korupsi merupakan perbuatan buruk yang dilakukan oleh pe-jabat publik dengan cara menyalahi jabatannya atau kekuasaan yang diemban-nya untuk memuluskan jalan memperoleh keuntungan finansial bagi dirinya sendiri baik dilakukan sendiri maupun berkolaborasi dengan pihak lain. Miller 2016, pp. 23–26 berpendapat korupsi itu bukan hanya berkaitan dengan ma-salah pelanggaran hukum oleh pejabat publik melainkan kasus korupsi itu juga berkaitan dengan pelanggaran moral. Definisi ini tepat dan masuk akal bahwa korupsi itu berkaitan dengan moral. Moralitas berperan besar dalam sebuah tindak korupsi. Miller 2016, p. xxviii malah menyebutkan bahwa tindakan para koruptor bertentangan dengan moralitas yang baik. Anggaran negara untuk pembangunan disunat untuk diambil sendiri. Dalam Kisah Korupsi Kita yang di-terbitkan oleh KPK, telah dipaparkan secara terang permainan para koruptor kelas kakap negeri ini KPK, 2017, p. 22-27. Mereka berbuat curang atau me-nyimpang dalam menjalankan jabatannya seperti melanggar norma hukum, material, mental dan agama. Secara hukum mereka melanggar undang-undang negara; secara material, mereka mengambil keuntungan dari anggaran pem-bangunan; secara mental, mereka menyerah terhadap godaan duniawi, bersifat tamak dan rakus; dan secara agama, mereka melanggar nilai-nilai rohani dari agama yang dianutnya. Baik di mata manusia dan Tuhan, tindakan seorang ko- 26 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 ruptor tak dapat ditolerir sebab bersifat jahat, kotor dan laknat. Para koruptor telah mengkhianati bangsanya sendiri. Mereka tidak menjungjung tinggi ajaran imannya; juga merugikan sesama karena mencuri anggaran pembangunan. Hak orang banyak untuk menikmati pembangunan tak tercapai. Masyarakat telah dirugikannya akibat ulah para pencuri tersebut. Korupsi juga dapat dilihat dari menerima suap atau uang pelicin untuk memperlancar sebuah urusan dengan pihak pemerintah. Zainul dan Arifin 2019, pp. 889–896 mengatakan bahwa korupsi perizinan marak terjadi di ka-langan birokrat dan menjadi persoalan serius yang patut ditangani oleh negara. Hal ini terjadi sangat masif di pemerintahan tingkat daerah. Ditengarai para ke-pala daerah dan jajarannya bertindak secara otoriter seperti seorang raja lalim. Mereka berbuat sesukanya menggunakan uang negara bagi kepentingan kroni-kroninya. Koruptif sebagai Realitas Sosial yang Dianggap Lumrah Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Agung Firman Sampurna me-ngatakan bahwa ada resiko salah urus, pemborosan, korupsi hingga penipuan pada tata kelola anggaran negara di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 CNN Indonesia, 2021. Dalam kondisi yang cukup gawat akibat pandemi, malah masih banyak oknum pejabat yang tidak memperlihatkan kepekaan hati nuraninya dengan melakukan tindak korupsi keuangan pembangunan. Itu berarti angga-rannya disunat untuk kepentingan sendiri. Salah satu realita konkrit kasus ko-rupsi yang marak terjadi di daerah. Maulana 2017 dari mengu-tip sumber dari KPK bahwa tiga pejabat walikota Cimahi secara berturut-turut terlibat kasus korupsi. Di sini tampak bahwa korupsi itu sebagai realitas sosial dalam laporan media televisi maupun media cetak online. Para koruptor itu memperlihatkan perilaku buruk meminjam julukan yang diberikan Tour 2002, pp. 2–3 dalam novelnya Korupsi. Maka jelas bahwa para pejabat negara ini tidak menunjukkan keteguhan moralitas mereka dalam mengabdi bagi rakyat. Dalam menjalankan tugas mereka terselubungi dengan motif dan karakter yang buruk di kalangan para aparatur negara, yakni bahwa korupsi itu telah menjadi pola yang lumrah biasa saja tak apa-apa dalam berbangsa dan bernegara. Mentalitas Korup Erat dengan Perlilaku Aparat yang Bobrok dan Buruk Dilihat dari kasus-kasus yang terjadi, tampak korupsi lebih dekat pada praktik dalam menjalankan tugas sehingga sering dianggap sebagai perbuatan S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 27 yang lumrah. Semma 2008, pp. 38–39 mengatakan bahwa persaingan di antara partai politik telah meningkatkan kasus korupsi yang menggurita di negeri ini dibandingkan dengan pengaruh budaya yang lazim dikemukakan oleh para ahli atau budayawan. Dilihat dari kasus korupsi yang meningkat membuktikkan bahwa banyak di antara para kepala daerah yang berafiliasi dengan partai politik terlibat kasus korupsi yang diistilahkan sebagai kewajiban mahar Afriliani, 2020, pp. 64–92. Mengingat bahwa semua kasus korupsi memiliki kesamaan yang sama di semua negara, maka kasus korupsi tidak memiliki kaitan langsung dengan pengaruh budaya. Penyogok bermaksud diperlancar urusannya dengan aparat. Sebaliknya penerima menganggap bahwa pemberian itu sebagai tanda ucapan terima kasih karena sudah membantu masyarakat. Semma 2008, pp. 38–39 menduga “korupsi” dianggap sebagai budaya karena pada dasarnya manu-sia suka memberi dan menerima. Kasus korupsi begitu masif merupakan kon-tribusi besar dari citra koruptor yang bermoralitas lembek dan rapuh serta dikuasai sifat rakus. Mengkritisi Korupsi Dari Sudut Pandang Etika Kristen Dalam bagian ini penulis merumuskan pokok pikiran tentang alasan ke-jahatan korupsi dalam pandangan secara etika Kristen. Alasannya bahwa ba-nyak kasus korupsi dalam pemerintahan ternyata melibatkan juga banyak apa-rat yang berlatarbelakang Kristen, sehingga mengkritisi isu korupsi dari sudut pandang etika Kristen memiliki relevansi bagi kepentingan warga gereja yang mengambil bagian dalam pemerintahan Pelanggaran terhadap Kebenaran Absolut Manusia hidup dalam alam yang bersifat absolut. Manusia tidak hidup secara liar tanpa hukum tetapi berada dalam koridor yang diatur oleh hukum yang absolut sehingga dapat tercipta rasa adil dan benar. Dalam kaitan itu, Geisler 2017, pp. 79–85 menggambarkan bahwa manusia diciptakan bukan untuk hidup sebebas-bebasnya tetapi terkontrol dalam prinsip norma yang absolut. Norma absolut dalam pandangan Kristen adalah firman Allah. Apabila manusia hidup di luar kebenaran yang absolut tersebut maka tindakannya ber-sifat fasik dan jahat. Maka ketika para birokrat Kristen terlibat korupsi mereka menempatkan diri mereka di luar hukum absolut. Tindakan itu merugikan Kekristenan dan kepentingan umum. Karena mereka tidak mengutamakan ke-benaran absolut dalam hidupnya. Sebaliknya tunduk pada hawa nafsu dan 28 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 mencuri dana pembangunan dan merugikan kepentingan umum. Geisler 2017, pp. 75–85 menegaskan kebenaran absolut adalah prinsip dasar yang bersumber dari ajaran Alkitab. Norma ini patut dijunjung tinggi oleh setiap orang Kristen. Tuntutan norma bagi orang Kristen dalam pandangan Brownlee 2019, p. 191 adalah bahwa setiap orang Kristen dituntut mematuhi Allah. Firman Allah dipakai sebagai standar hidup orang percaya. Beliau menegaskan bahwa dalam keputusan etis orang Kristen memerlukan bimbingan Roh Kudus sehingga keputusannya mengedepankan firman Allah sekaligus taat kepada Allah Brownlee, 2019, p. 191. Dengan berpegang pada norma Alkitab akan menuntun setiap orang Kristen berperilaku yang benar, termasuk dalam menjalankan tugas dalam pemerintahan. Akan tetapi jika ternyata terlibat korupsi, ia dipandang sebagai pemberontak terhadap kebenaran absolut. Pada prinsipnya jika orang Kristen yang duduk dalam pemerintahan hi-dup di luar kontrol norma absolut maka ia cenderung berbuat sesuka hatinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Alkitab mengatakan bahwa dosa berada di atas semua pelanggaran terhadap hukum Allah, dan karena itu manusia dipandang bersalah di hadapan Allah dan layak memperoleh huku-man Rm 323; 623; Yes 592. Tindakan korupsi adalah perbuatan jahat di mata Tuhan. Artinya mereka tidak memenuhi standar Tuhan bagi mereka di dalam memerintah bdk. Rm 131-4 bahwa mereka adalah hamba Allah untuk me-layani kepentingan rakyat. Penyebab Kegagalan dalam Menjaga Keutuhan Integritas Pribadi Tentang norma standar Geisler 2017, pp. 150–151 mengatakan bahwa dalam etika Kristen, firman Allah dipakai sebagai standar moral utama bagi ke-hidupan manusia. Karena di dalamnya tergambar karakter Allah yang berdaulat atas kehidupan manusia. Dari pandangan Geisler menegaskan bahwa sebagai ciptaan-Nya, manusia patut tunduk secara total pada norma Alkitab yang ber-daulat atas hidup mereka. Namun jika manusia menyangkali norma itu dalam hidupnya maka ia melanggar ketetapan Allah tersebut. Di situlah ia dipandang sebagai orang fasik atau berdosa. Berkhof 1994, p. 108 mengatakan bahwa kejahatan atau per-buatan dosa termasuk wilayah moral. Seseorang berbuat dosa berarti melanggar norma standar Allah tersebut. Artinya ia tidak bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan hidup secara liar atau fasik. Lebih jauh Berkhof menjelaskan kata Ibrani avel dan avon menunjukkan bahwa dosa itu berkaitan dengan kekurangan S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 29 integritas atau kejujuran; meleset dari arah yang ditujui. Pelanggaran yang realistis terhadap hukum atau melanggar perjanjian yang telah disetujuinya Berkhof, 1994, p. 108. Itu berarti para koruptor dipandang sebagai orang tidak memiliki integritas pribadi, semaunya sendiri dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Tentang masalah integritas dilihat oleh Brownlee 2019, pp. 131–133 bahwa integritas itu perlu berakar dalam diri seseorang supaya ia mampu ber-diri teguh dan tidak diombang-ambingkan oleh keduniawian. Berpendirian te-guh itu dimaksud agar ia memiliki kehendak yang utuh atau bulat dalam men-jalankan tugas dan pengabdiannya. Lanjut beliau mengatakan bahwa pene-rapan integritas bermuara pada sikap menolak jalan yang tergampang seperti godaan terhadap hawa nafsu materialisme atau keserakahan yang cenderung mendapatkan harta secara sewenang-wenangnya sendiri Berkhof, 1994, p. 132. Berdasarkan kutipan di atas, Brownlee 2019 memandang bahwa tindakan se-wenang-wenang terhadap tugas dan tanggung jawab seseorang memiliki unsur berbuat jahat dan curang untuk memperoleh kekayaan secara ilegal dengan melawan suara hati nuraninya sendiri, termasuk melawan hukum dan norma perundang-undangan yang sudah diketahuinya untuk melakukan korupsi. Para koruptor melayani keinginan daging dan hawa nafsu untuk mem-perkaya diri sendiri dengan cara yang bertentangan dengan sepuluh hukum Tuhan mencuri Kel 2015, 16. Dua anak dari Imam Eli yakni Hofni dan Pinehas juga terlibat kasus korupsi. Keduanya menerima suap dan melakukan kekerasan 1 Sam 212-17. Merrill 1985 mengatakan Kitab Hakim-Hakim menegaskan bahwa pada masa itu orang Israel tidak memiliki raja. Semua orang merasa dapat melakukan apa yang diinginkannya Hak 2125. Hal ini juga memengaruhi sikap dan perilaku para imam yang bertugas pada masa itu. Imam Eli, tampak sebagai seorang yang bermoral. Tetapi ia kehilangan kendali atas Hofni dan Pinehas kedua anak laki-lakinya. Mereka berbuat sesukanya ter-hadap kurban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan. Mereka mengam-bilnya untuk kepentingan diri sendiri Merrill, 1985, pp. 434–435. Dengan kata lain perbuatan mereka memenuhi unsur korupsi karena mengambil hak Tuhan untuk ke-pentingan sendiri. Secara etika Taurat, kedua anak imam Eli pun memperlihat-kan moralitas yang buruk, bobrok dan bejat Nggebu, 2007, pp. 180–182. Ke-duanya melakukan perbuatan ilegal dan bertentangan dengan ketetapan Tuhan. Malah pada zaman Yesus Kristus, para imam juga menyeleweng dari ja-batan mereka dengan mengutip biaya sewa dari para pedagang di halaman Bait 30 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Allah untuk dikantongi sendiri bdk. Mat 2112; Mrk 1115, 16. Perbuatan ko-ruptif mereka yang sok suci itu dibenci Tuhan. Yesus secara tegas mengecam perbuatan kotor, busuk dan fasik dari para ulama ulung Yahudi tersebut. Buzzell 1995, p. 928 menafsirkan Amsal 1031-32 berkaitan dengan karakter dari orang fasik. Kedua ayat ini menegaskan tentang perilaku orang yang ber-paling dari apa yang normal. Mereka melanggar norma yang berlaku di tengah umat manusia. Firman Allah sebagai standar hidup dilanggar. Kitab Amsal 125-9 membedakan antara karakter orang benar dengan orang jahat. Untuk teks ini Buzzell 1995 mengutarakan pandangannya yang membedakan antara orang benar dan orang jahat. Orang benar memiliki rencana yang mulia, berbuat adil, jujur dan mengutamakan kepentingan orang lain atau menolak perbuatan hanya untuk diri mereka sendiri. Sedangkan orang jahat menasihati orang lain dengan cara yang menipu, bersifat tidak jujur dan mementingkan diri sendiri. Dengan demikian sebuah pikiran, tindakan dan kata-kata sama konsistennya dengan ka-rakternya Buzzell, 1995, pp. 930–931. Itu berarti tujuan hidup orang fasik ialah memperdaya orang lain. Maka dalam kaitan dengan perilaku korup yang terjadi di Indonesia pada masa kini ialah mengge-rogoti keuangan negara sebagai perilaku fasik. Boleh dikatakan mulut orang fasik para koruptor hanya tahu tipu muslihat bdk. Ams 1032. Rasul Petrus menelisik juga sifat para koruptor yang dikuasai hawa naf-su, keinginan daging seperti orang yang tidak mengenal Allah 1 Ptr 43. Maka tepat sekali Wheaton 2000, p. 864 manafsirkan 1 Petrus 43 bahwa semestinya orang Kristen yang diberi tugas termasuk dalam pemerintahan wajib menun-jukkan teladan, bukannya menjalankan wewenang tanpa batas dan memeras orang. Akan tetapi mereka telah berbuat sesukanya dan menjadi orang yang berbuat jahat. Mereka tidak memperlihatkan teladan bagi masyarakat. Para pemimpin sesungguhnya ditetapkan Allah untuk melayani warga masyarakat bdk. Rm 131-11 dengan adil, benar dan takut akan Tuhan. Namun pada kenyataannya para birokrat itu berperan aktif dalam mensponsori tindak korupsi. Mereka bersifat oportunistis dengan mengubah kepentingan umum menjadi kepentingan pribadi. Tipu muslihat menguasai hidup mereka sehingga kelakuan mereka bertentangan dengan kebenaran firman Allah. Mencintai Materi Lebih daripada Tuhan Para koruptor baik yang beragama Kristen maupun berkepercayaan lain telah menyeleweng dari jabatannya untuk melayani rakyat menjadi sarana em- S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 31 puk untuk memperkaya diri sendiri dengan mencuri dana pembangunan dari APBN. Tampaknya uang begitu menggoda dan memikat hati mereka sehingga mereka kehilangan akal sehat dan berbuat curang. Firman Allah berkata “Akar segala kejahatan adalah cinta uang” 1 Tim 610. Guthrie 2000, p. 726 me-ngatakan orang yang menyibukkan diri menjadi kaya akhirnya mendatangkan kerugian bagi dirinya yakni disesatkan dari iman secara negatif dan menga-lami kehancuran hidup atau tidak beruntung secara positif. Hal itu berla-wanan dengan upaya yang benar dari kesalehan Guthrie, 2000. Itu berarti para koruptor dikuasi oleh kejahatan karena tergoda dengan harta duniawi. Materi dianggap lebih berharga dari pada citra dirinya. Mengurbankan mora-litas pribadinya demi meraup materi yang bukan haknya. Hidup mereka seper-ti orang lalim yang menindas kebenaran bdk. Rm 118; 613; 1 Kor 3. Ditengarai ada motif tertentu dalam para koruptor ketika melakukan ko-rupsi. Secara tidak sadar mereka terjebak dalam konsep oportunistis untuk tu-juan hedonistik. Bersifat oportunistis karena menggunakan jabatannya sebagai kesempatan untuk memperkaya dirinya. Bone 2020, p. 138 mengatakan bahwa orang terlibat korupsi karena tercipta kesempatan seperti regulasi yang buruk, birokrasi dan sistem hukum yang tidak efesien. Di sini para koruptor mensiasati cara untuk tindak koruptif. Di samping itu, sebagai pejabat mereka juga tergoda dengan gaya hidup mewah sehingga terdorong melakukan kecurangan. Brownlee 2019, p. 144 mengusulkan agar orang Kristen patut memikul salib dengan menolak berbuat yang bertentangan dengan ajaran Kristus termasuk menolak godaan ketamakan. Namun yang sebaliknya yang terjadi berarti ia mengkhianati imannya dan berbuat yang jahat maka secara etika ia bukan orang yang meneladani Yesus Kristus. Koruptor tersebut lebih mengutamakan materi ketimbang iman, mereka mencari keuntungan sendiri. Memuaskan diri mereka dengan kemewahan yang sementara dan mengabaikan kebenaran dan keadilan. Ia tergolong orang fasik karena hanya memuaskan hawa nafsu daging mereka. Mereka tidak hidup se-suai ajaran kebenaran Allah. Handayani 2019, p. 7 mengatakan bahwa korupsi dalam Perjanjian Lama erat kaitannya dengan praktik politeisme. Tampak bah-wa ada relasi antara praktik korupsi dengan pola hidup para penyembahan berhala yang cenderung berpesta pora dan pelanggaran moralitas. Bahwa terjadi penyelewengan terhadap kekuasaan untuk memperkaya diri demi menjalankan praktik keagamaan kekafiran Handayani, 2019, pp. 6–7. Para koruptor yang dikuasai oleh keserakahan tidak memiliki bagian dalam Kerajaan Kristus bdk. 32 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Ef 55 karena mempraktikkan cara hidup kefasikan. Mereka telah dibutakan oleh ilah zaman ini 2 Kor 44 sehingga gemar berbuat yang jahat dan menjadi budak materialisme serta mendewakannya. Kehadiran orang Kristen dalam pemerintahan itu penting untuk mena-warkan prinsip hidup dalam iman Kristen yang mencukupkan diri dengan apa yang ada padamu sebagaimana yang diajarkan Tuhan. Dawa 2015, pp. 54–78 mengusulkan agar gereja seyogianya tidak mengambil sikap apolitik melainkan membuka diri untuk berperan aktif secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk gereja-gereja yang berlatar belakang etnis Thionghoa. Gereja juga dapat berperan untuk mendidik dan membina umat memiliki pan-dangan yang benar tentang konsep anti-korupsi yang sejalan dengan kebenaran firman Allah. Firman Allah mengatakan “Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu” sebagai kebenaran yang memagari hidup seseorang dari go-daan korupsi. Gagasan pola hidup sederhana bukanlah ide yang ketinggalan zaman. Tetapi falsafah hidup ini adalah bagian dari firman Allah hidup dan berkuasa dalam batin dan pikiran orang percaya di sepanjang sejarah dunia bdk. Luk 314; Ibr 135. Menurut penegasan Stibbs 2000, pp. 800–801 pola hidup cukupkan diri dengan apa yang ada padamu sudah menjadi kebiasaan pada zaman Perjanjian Lama bahwa orang beriman diajar untuk beriman atau bergantung pada pemeliharaan Allah bdk Ul 316; Yos 15. Janji Allah itu akan dipenuhi bagi mereka yang beriman kepada-Nya. Manusia telah Tercemar Di lain pihak Tuhan sesungguhnya bersukacita jika umat-Nya me-lakukan kebenaran dan keadilan dalam dunia ini. Mereka yang dipercayakan-Nya menjadi pejabat dalam pemerintahan sebagai sarana yang dipakai-Nya un-tuk mengalirkan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat. Akan tetapi tu-juan itu menjadi terhambat karena perilaku mereka yang buruk dan bobrok. Enns 2003, p. 384 mengatakan bahwa pada dasarnya manusia telah tercemar secara intelek 2 Kor 44 dan kehendak Rm 128. Cemar secara intelek karena gagal memahami kebenaran Injil dan pikirannya dikuasai oleh keduniawian. Dan secara kehendak mereka menolak keberadaan Allah karena pikiran mere-ka dikuasai oleh hawa nafsu dan perbuatan-perbuatan kotor. Hal ini dapat di-kaitkan dengan tindakan para koruptor yang dikuasai oleh hawa nafsu dan ma-terialisme untuk memperkaya diri sendiri dengan mengambil dana pembangu- S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 33 nan untuk dirinya. Mereka telah mencemarkan diri mereka sendiri karena hi-dup demi kepentingan keduniawian saja. Maka tatkala seorang aparat negara berhadapan dengan lalu lintas ang-garan miliaran rupiah di depan matanya, naluri nafsu-rakus yang dibawa sejak lahir sangat menggodanya. Maka ia tak segan-segan menempuh berbagai cara kerja dari akal bulusnya untuk memuaskan hawa nafsunya tanpa mempertim-bangkan kebenaran absolut–dia pun terseret ke dalam arus duniawi korupsi. Tabiatnya jahat. Dikuasai oleh keserakan dan pementingan diri sendiri. Tuhan Yesus mengatakan “…orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari per-bendaharaannya yang jahat” Luk 645. Orang bertindak begitu karena mele-paskan moralitas Kristen dalam batinnya. Brownlee mengatakan tabiat orang Kristen semestinya tidak dibiarkan lepas dari Kristus Brownlee, 2019, p. 119. Pada saat ia melepaskan diri dari relasi yang harmonis dengan Kristus maka ia jatuh ke dalam pencobaan. Dikaitkan dengan tindak korupsi, maka orang yang menjauhkan diri dari Tuhan akan bertindak menyimpang dari tugas dan tanggung jawab. Dikuasai Motif Pragmatisme Darmaputra 2006, pp. 156–157 mengatakan pada zaman sekarang orang cenderung bersifat pragmatis dan materialisme. Maksudnya bahwa segala sesuatu dilihat atau dikerjakan oleh manusia sering dipahami dari segi ke-gunaan dan keuntungan. Jika seseorang duduk dalam jabatan penting di peme-rintahan maka bisa saja ia melihat kedudukan itu dari segi pragmatis dan mate-rialismenya. Jabatan itu dilihat dari segi untungnya. Kedudukan seorang pejabat begitu penting dalam pemerintahan karena berurusan dengan kekua-saan dalam pengambilan keputusan atau menentukan kebijakan. Akhir-akhir ini laporan di media masa dan televisi tentang kasus kepala desa yang menyelewengkan anggaran desa untuk kepentingan pribadi dengan cara merekayasa proyek dan laporan keuangannya–akhirnya terendus aparat penegak hukum. Pejabat yang pragmatisme akan berpikir secara pragmatis pula. Saat menangani proyek pembangunan, dia melihat apa untung bagi dirinya. Ada godaan agar dapat bagian dalam sebuah proyek yang ditangani seperti yang terjadi dengan para penyelenggara paling terdepan, mencuri dana desa. Korupsi senantiasa meng-geliat dalam benak para kepala desa tersebut. Mengatur strategi untuk meraih keuntungan bagi diri sendiri. Kegunaan dan keuntungan selalu dikaitkan de-ngan material. Jabatannya juga dilihat dari segi manfaatnya. Karena duduk di 34 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 kursi empuk maka ia bisa menangani proyek yang beri keuntungan. Inilah segi pragmatis dari sebuah jabatan untuk meraih materi bagi dirinya. Sikap pragmatisme dari para pejabat modern dengan mencari keuntungan. Ada kekuasaan dan ada keuntungan materi. Sikap mental dan moralitas seperti ini sangat merugikan kesaksian kekristenan di tengah masyarakat karena orang Kristen yang melakukan korupsi tidak menjadi teladan bagi masyarakatnya. Dikuasai Hawa Nafsu Daging Enns 2003, p. 387 mengatakan manusia sering menghadapi berbagai ujian dalam hidupnya termasuk hawa nafsu dari daging 1 Yoh 216; bdk. Mat 41-11. Godaan ini sering membawa manusia jatuh dalam dosa baca korupsi. Artinya, ia tunduk pada godaan daging sarx yang berkaitan dengan materi Enns, 2003, p. 387, yakni menyalahgunakan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan finansial. Di situ sebenarnya hawa nafsu terhadap uang telah me-nawannya. Magnis-Suseno 2006, p. 23 mengatakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang senantiasa berkaitan dengan motif dan tujuan tertentu. Dalam kajian ini tampak ada kaitan antara motif dan tujuan dalam setiap kasus korup-si. Di sini muncul masalah secara etika Kristen berkaitan dengan manusia koruptor dan uang yang ada dalam kekuasaannya guna mendapatkan keun-tungan pribadi. Melemahkan Hati Nurani Rakyat Melalui tindak korupsi, para koruptor telah menciderai hati nurani war-ga masyarakat. Hak setiap warga negara untuk menikmati hasil pembangunan yang adil dan merata sesuai anggaran negara menjadi berantakan karena keja-hatan mereka. Semma 2008, p. 56 mengatakan akibat korupsi kualitas barang dan jasa semakin merosot. Dana bantuan sosial yang diselewengkan tentu saja berdampak pada menurunnya kualitas natura yang diterima rakyat. Sementara itu Setiadi 2018, p. 252 melihat dampak korupsi terhadap mentalitas generasi muda yang menyaksikan perilaku buruk di dalam tubuh pemerintahan. Mereka mempertontonkan kelakuan yang buruk dan busuk. Kelakuan aparat pemerin-tah yang kotor dapat mematahkan semangat mereka dalam meraih masa depan yang lebih baik. Mereka tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung ja-wabnya sebagaimana mestinya sehingga mempertontokan kelakuan yang ber-tentangan dengan kaidah dan norma dalam masyakarat. Setiadi 2018, p. 252 melihat bahwa maraknya korupsi menyebabkan keresahan sosial di tengah S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 35 masyarakat. Dalam kaitan tanggung jawab, Brownlee 2019, pp. 30–31 menga-takan bahwa orang Kristen dituntut untuk melakukan kehendak Allah di da-lam hidupnya; mengutamakan nilai-nilai Kristen dan mematuhi norma-norma etis yang berlaku. Dalam pandangan Geisler 2017 orang Kristen semestinya mereka di-tuntut lebih taat kepada norma Alkitab. Beliau menegaskan bahwa pada prin-sipnya norma yang dinyatakan secara umum maupun secara khusus yakni fir-man Allah diberikan kepada manusia atau semua orang supaya menaatinya se-cara rasional maupun moral. Secara khusus norma firman Allah diberikan ke-pada orang percaya. Karena itu semestinya mereka memiliki kesadaran lebih besar dalam menunaikan tanggung jawabnya Geisler, 2017, pp. 151–154. Lembang 2020, pp. 16–26 menilai bahwa orang yang memiliki kesadaran etis dan hidup sesuai firman Allah dimampukan untuk menampik tawaran korup-si. Hal serupa dipandang penting juga oleh Dharmawan 2019, pp. 17–32 bahwa seseorang perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan etika sebagai benteng pelindung dari godaan korupsi. Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa setiap orang Kristen dalam menjalankan roda pemerintahan diharapkan memiliki sikap sadar diri bahwa korupsi pada dasarnya bertentangan dengan prinsip etika Kristen. Dengan demikian dilihat dari perbuatan, akibat dan kewajiban, maka para koruptor itu telah gagal dalam memenuhi tuntutan etika Kristen. Perbua-tan mereka begitu jahat karena melakukan korupsi yang mengakibatkan keru-gian bagi negara dan rakyat dan gagal dalam menunaikan kewajiban mereka dalam menjalankan pemerintahan yang jujur dan bersih sehingga tidak menun-jukkan teladan bagi generasi penerus. Sikap dan perbuatan mereka sebagai ke-jahatan dan kefasikan yang dipandang sebagai pemberontakan kepada Tuhan. Tentu saja dampak korupsi merusak citra aparatur negara itu sendiri; menurunkan kualitas pembangunan; juga menciderai moralitas anak bangsa yang mengakibatkan rendahnya respek generasi muda terhadap lembaga pe-negak hukum atau institusi negara tempat para koruptor beraksi mengge-lapkan anggaran pembangunan untuk kepentingan umum. Waluyo 2014, pp. 169–182 melihat pentingnya penegakan hukum yang konsekuen sebagai langkah antisipasi dan pencegahan korupsi. Tentu saja anjuran bijak ini perlu disikapi oleh para penegak hukum yang menganut iman Kristen agar memegang teguh nilai-nilai Alkitab dalam menjalankan tugas mereka. 36 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Merusak Moralitas dan Spiritualitas Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, setiap individu unik dan khas di mata-Nya. Kepribadian yang khas itu sebagai model dalam pengabdian di tengah warga masyarakat. Maka citra diri itu sepatutnya dijaga dan dijunjung tinggi oleh yang bersangkutan. Mampu bertahan dalam memegang prinsip kebenaran yang dianutnya. Begitu juga dengan para penyelenggara negara, seyogianya menjunjung tinggi kebenaran yang diimaninya untuk diaplikasikan dalam dunia kerja. Sapta Sunariyanti 2018, pp. 110–112 memandang bahwa seyogianya mereka memiliki karakter seperti Kristus. Itu berarti Yesuslah menjadi model bagi setiap orang Kristen. Dalam kehidupan-Nya selama di bumi, Yesus Kristus menunjukkan bahwa diri-Nya lebih mementingkan kepentingan umum daripada diri-Nya sendiri. Secara utuh dan total Dia telah menyerahkan diri-Nya, mati pada salib demi keselamatan manusia bdk. Flp 21-11. Namun jika terlibat korupsi, para koruptor telah merendahkan harkat dan martabatnya. Lembaran sejarah mencatat para koruptor sebagai peng-khianat bangsa, penjahat dalam pembangunan negara dan pencuri kelas kakap karena menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri KPK, 2017, p. 43-78. Citra buruk itu akan melekat kuat sampai generasi selanjutnya. Ini warisan yang kelam yang menciderai keharuman dan nama baik keluarga inti dan familinya sendiri, yang oleh Semma 2008, pp. 39, 59–60 dikatakan bahwa dampak kerusakan moral dan spiritualitas dari para koruptor itu bisa terasa bagi gene-rasi berikutnya hingga berabad-abad kemudian. Dalam pandangan Brownlee 2019, p. 238, bahwa tanggung jawab setiap orang Kristen adalah menunjukkan kepekaan terhadap orang lain. Karena Allah memanggil mereka untuk memperhatikan kebutuhan sesamanya Kel 37-8; Mzm 10741; Mat 2531-46. Lanjutnya bahwa di sisi lain ada persaingan ketat di antara manusia sehingga lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri yang mengakibatkan mereka ku-rang memperhatikan kebutuhan orang lain Brownlee, 2019, p. 155. Dengan demikian jelas sekali para koruptor mencederai kepekaannya terhadap kepen-tingan rakyat dan juga merugikan kepentingan umum. Tuhan muak dan benci terhadap setiap perilaku yang buruk di hadapan-Nya. Di hari penghakiman Yesus mencela orang yang tidak peka terhadap orang lain dan bahwa Ia akan mencampakkan mereka ke dalam api yang kekal Mat 2541. Jika demikian maka korupsi itu suatu perbuatan kesia-siaan belaka di muka bumi ini! S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 37 Panggilan Kristen Bagi Pendidikan Anti Korupsi Orang Kristen memiliki keyakinan bahwa korupsi sebagai perilaku yang buruk dan busuk di tengah masyarakat itu perlu disikapi dengan membangun pendidikan anti korupsi bagi umat Allah. Pertama, gereja dapat berperan mem-bangun perilaku dan citra Kristen sejak dini, masa anak usia SD. Rifai 2018, p. 13 memandang bahwa seyogianya anak sejak dini perlu diperkenalkan tentang masalah anti korupsi supaya mereka terbiasa hidup jujur dan bertanggung jawab secara etika Kristen. Mempersiapkan citra mereka agar hidup sesuai Injil bdk. Rm 116-17; mereka adalah ciptaan baru dalam Kristus 2 Kor 517; mereka telah diubahkan agar hidup sesuai dengan kehendak Allah Rm 121-2; Ef 28-10. Citra Kristen ini perlu ditanamkan sejak dini supaya tahu kedudukan mereka di hadapan Tuhan dan mereka terbiasa hidup dalam kebenaran Allah. Kedua, pentingnya arahan dan bimbingan secara kontinu bagi generasi muda yakni pada usia remaja. Mereka ditanamkan pola hidup jujur, bertang-gung jawab dan setia dalam tugasnya Mat 2521; Mrk 1610; Luk 1917; Gal 418; Kol 41; Tit 27. Tidak mencintai uang atau meteri 1 Tim 610 bahwa cinta akan uang sebagai dosa yang dibenci Tuhan 2 Tum 32. Kebenaran yang ber-sumber dari firman Allah ini perlu ditanamkan sejak dini bagi anak. Dandirwalu 2018, p. 100 menjelaskan bahwa orang tua dapat menggunakan metode nasihat se-bagai bimbingan terhadap anak remaja tentang masalah korupsi yang sedang marak terjadi di tengah masyarakat. Itu berarti wawasan anti korupsi perlu di-bentuk dalam pemahaman anak agar memahami bahwa korupsi itu bertentang-an dengan iman dan juga etika. Mereka dibina dalam imannya agar mampu hi-dup benar dan berperilaku yang mulia. Salah satu pola yang dapat ditempuh melalui pembangunan karakter atau moralitas hidup dalam kebenaran firman Allah di dalam keluarga baik melalui pemuridan atau pembinaan iman maupun pendalaman Alkitab PA. Keluarga inti sendiri sebagai tempat pembinaan iman dan tata nilai bagi anak yang efektif karena anak sebagai generasi muda turut dipersiapkan menjadi pribadi yang dewasa dalam Kristus; menghidupi teladan Kristus yang rela berkurban bagi kepentingan umum bukan diri sendiri. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan bangsa untuk kepentingan umum. Ketiga, secara praktika generasi muda dilatih atau diarahkan untuk cer-das dalam menggunakan uang. Salah satu bentuk praktisnya yakni mereka patut mengembalikan sisa uang belanja titipan orang tuanya lengkap dengan nota bon-nya. Mereka juga perlu diingatkan untuk tidak menyentuh sisa uang tersebut tanpa izin atau mentang-mentang ini uang ayah atau ibu berarti uang dia juga. 38 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Secara moral dan etis, mereka tidak patut menggunakan uang yang bukan miliknya. Mereka diajar untuk bertanggung jawab mulai dari hal kecil maka ia akan terbiasa menjalankan tugas yang lebih besar. Ketika kelak generasi muda Kristen mendapat kesempatan menjalankan roda pemerintahan maka mereka dapat menghadirkan diri sebagai utusan Kristus yang bekerja dengan moralitas Kristen yang bebas dari segala bentuk kecemaran dunia ini. Keluarga sebagai tempat strategis menghasilkan generasi muda yang mencintai Tuhan dan fir-man-Nya sehingga tatkala mereka mengabdi di tengah masyarakat akan me-megang teguh keyakinan iman mereka yang tangguh dan kokoh, berintegritas, mengedepankan kepentingan publik, dan menjadi pribadi yang mengutamakan pengaruh firman Allah di dalam hidup mereka. Keempat, membangun moralitas bagi aparat Kristen yang duduk dalam pemerintahan. Dalam dunia pemerintahan menanti partisipasi Kristen dalam pembangunan bangsa dan negara. Hasibuan 2017, p. 6 memandang penting-nya membangun moral bagi para elite yang berperan sebagai tokoh politik di tengah masyarakat. Maka watak dan moralitas aparat negara yang terbentuk sesuai Injil Kristus akan melindungi citra dirinya dari tindak pidana korupsi yang bertentangan dengan kehendak Allah, bahkan tidak akan pernah berpikir tentang korupsi itu sendiri karena fokus perhatiannya hanya ditujukan pada pengabdian yang tulus dan ikhlas bagi pembangunan warga masyarakat, bang-sa dan negara. Kelima, secara ekstern gereja perlu aktif mengampanyekan pandangan yang anti korupsi di tengah jemaat atau masyarakat luas sebagai suara ke-nabian. Handayani 2019, p. 7 menegaskan bahwa pentingnya gereja menyuara-kan pandangan yang tegas tentang sikap anti korupsi sebagai upaya menyikapi maraknya kasus korupsi di Tanah Air. Dalam kaitan itu, gereja telah berperan mengampanyekan tentang karakter Kristen dalam melakukan firman Allah sebagai kebenaran absolut, menolak ketidakadilan, penyelewengan ja-batan agar setiap aparat negara dapat menjalankan roda pemerintahan dengan takut akan Tuhan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai umat Allah yang diutus Tuhan di tengah masyarakat bdk Rm 131-8. Implikasi Menyikapi realitas korupsi yang makin membara di negeri ini maka tan-tangan bagi Gereja adalah turut membentuk watak dan tata nilai Kristen bagi warga gereja melalui pendidikan anti korupsi bagi generasi muda sehingga jika S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 39 kelak mereka diberi kesempatan menjadi wakil Allah dalam pemerintahan ma-ka mereka akan mengabdi bagi masyarakat dengan menjunjung tinggi kebenar-an, keadilan dan moralitas Kristen yang utuh, kokoh dan teguh. Secara praktis mereka dengan gagah berani akan menolak keinginan daging dan sifat kedu-niawian yang menggoda mereka serta memiliki moralitas yang berpedoman pada Injil dan senantiasa memancarkan kasih Kristus bagi dunia. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini penulis menjawab permasalahan di atas bah-wa secara etika Kristen sifat koruptif sebagai tindakan yang dibenci Allah kare-na para koruptor dikuasai oleh keserakahan. Para koruptor lebih mengutama-kan materialisme dan hedonisme sebagai bentuk mendewakan materi sebagai yang utama dalam hidup mereka. Itu berarti kebenaran Allah telah disingkirkan dari kehidupan mereka. Tindakan korupsi dipahami oleh Paulus sebagai karak-ter jahat yang tak memiliki tempat dalam Kerajaan Kristus bdk. 1 Kor 69; Ef 55. Dalam konteks kekinian dampak dari kejahatan korupsi telah membuat koruptor tersebut kehilangan kesempatan terbaiknya menjadi wakil Kristus dalam pemerintahan. Kehadiran mereka dalam pemerintahan bukannya mem-berkati dunia, malah sebagai pecundang dan pencuri. Mereka bukannya mela-yani Allah yang Mahakudus, tetapi memuaskan kedagingan-keduniawiannya. Daftar Rujukan Afriliani, W. A. N. 2020. Disparitas Pengaturan Tentang Mahar Politik dalam Undang-undang Pemilu dan Undang-undang Pilkada. Institut Agma Islam Negeri Purwokerto. Arifin, M. Z., & Irsan. 2019. Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah di Indonesia. Lex Librum Jurnal Ilmiah Hukum, 52, 887–896. Berkhof, L. 1994. Teologi Sistematika Doktrin Allah Doktrin Manusia Jilid 2 Y. Thianto, Ed.. Jakarta Lembaga Reform Injili Indonesia. Bone, H. 2020. Kesadaran Publik di Indonesia Survei Respons Publik Terhadap Korupsi dan Peran Akuntan. Jurnal Akutansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 82, 134–140. Boyd, F. M. 1999. Kitab Nabi-Nabi Kecil. Malang Gandum Mas. Brownlee, M. 2019. Pengambilan Keputusan Etis & Faktor-Faktor Di Dalamnya. Jakarta Gunung Mulia. Buzzell, S. S. 1995. Proverbs. In The Bible Knowledge Commentary pp. 1–1589. 40 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Wheaton Victor Books. CNN Indonesia. 2021, January 11. BPK Ungkap Risiko Korupsi Dana APBN di Masa Pandemi Corona. CNN Indonesia. Retrieved from Dandirwalu, R. 2018. Pembinaan Anti Korupsi dalam Keluarga Kristen dan Muslim di Kota Ambon. Wawasan Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 31, 90–100. Darmaputera, E. 2006. Spiritualitas Siap Juang. Jakarta Gunung Mulia. Dawa, M. D. L. 2015. Menyoal Sikap Gereja Terhadap Politik. Jurnal Theologi Aletheia, 179, 54–78. Dewantara, A. W. 2018. Sikap Lepas Bebas Kristiani Sebagai Bahasa Teologi Antikorupsi. In Etika dan Religiusitas Anti-Korupsi pp. 1–22. Yogyakarta Global Ethics. Dharmawan, N. A. S. 2019. Etika, Agama, Dan Cinta Sebagai Modal Dasar Akuntan Dalam Memberantas Korupsi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 31, 17–32. Enns, P. 2003. The Moody Handbook of Theology; Buku Pegangan Teologi. Malang Literatur SAAT. Geisler, N. L. 2013. Etika Kristen Pilihan & Isu Kontemporer. Malang Literatur SAAT. Geisler, N. L. 2017. Etika Kristen Pilihan dan Isu Kontemporer-Edisi Kedua Kedua; C. Yusuf, Ed.. Malang Literartur Saat. Guthrie, D. 2000. 1 dan 2 Timotius. In Tafsiran Alkitab Masa Kini Matius-Wahyu Jilid 3 pp. 1–981. Jakarta Bina Kasih/OMF. Handayani, D. M. 2019. Korupsi Studi Perbandingan Berdasarkan Dunia Timur Tengah Kuno Dan Perjanjian Lama. Pengarah Jurnal Teologi Kristen, 11, 1–8. Hasibuan, P. A. S. 2017. Punahnya Etika Moral Elit Politik di Indonesia. MAP Jurnal Manajemen Dan Adminitrasi Publik, 14, 1–10. Hetharia, H. H. 2012. Korupsi dalam Perspektif Etika Kristen. Tifa Teologi Jurnal Program Pasca Sarjana Teologi UKI Maluku, 22, 1–24. Kaparang, V., & Siburian, T. 2021. Refleksi Apologetika Etus pada Isu Suap di Kalangan Orang Kristen. Stullos, 191, 32–64. KPK. 2017. Kisah Korupsi Kita Anatomi Kasus-Kasus Besar dalam Kajian Interdisipliner. Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi. Kramer, A. T. 2004. Singa Telah Mengaum Para Nabi dalam Perjanjian Lama. Jakarta Gunung Mulia. Lembang, A. 2020. Karakter Kepemimpinan Kaleb Bagi Nilai Anti Korupsi S. Nggebu, Korupsi dalam Sorotan Etika Kristen dan Implikasinya …. 41 Aparatur Sipil Negara. Kinaa Jurnal Kepemimpinan Kristen Dan Pemberdayaan Jemaat, 11, 16–26. Magnis-Suseno, F. 2006. Eika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta Kanisius. Merrill, E. H. 1985. 1 Samuel. In The Bible Knowledge Commentary pp. 1–1592. Wheatin, Illinois Victor Books. Miller, S. 2016. Corruption and Anti-Corruption ini Policing-Philosophy and Ethical Isssues. In Journal of Business Ethics Vol. 28. Camberra Charles Sturt University. Nasir, M. 2014. Metode Penelitian 10th ed.. Jakarta Ghalia Indonesia. Nggebu, S. 2007. Dari Ur-Kasdim Sampai Ke Babel Karakter 30 Tokoh Perjanjian Lama B. Simanjuntak & R. Sutedja, Eds.. Bandung Kalam Hidup. Rifai, R. 2018. Mengajarkan Sikap Anti Korupsi Sejak Dini Melalui Refleksi Keluaran 231-13. Kurios Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 41, 1. Semma, M. 2008. Negara dan Korupsi. Jakarta Yayasan Pustaka Obor. Setiadi, W. 2018. Korupsi di Indonesia Penyebab, Bahaya, Hambatan dan Upaya Pemberantasan, Serta Regulas. Jurnal Legislasi Indonesia UPN Negeri Jakarta, 153, 249–262. Stibbs, A. M. 2000. Ibrani. In Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu pp. 1753–1810. Jakarta Bina Kasih/OMF. Sukmadinata, N. S. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Rosda Karya. Sulistyo, P. D. 2020. Pemiskinan Koruptor Jadi Efek Jera Pidana. KOMPAS, p. 3. Sunariyanti, S. 2018. Penerapan Etika Kristen dalam Pendidikan Anti Korupsi di Keluarga. SANCTUM DOMINE JURNAL TEOLOGI, 71, 107–120. Tamawiwy-Karundeng, A. C. 2015. Pentingnya Sumbangsih Etika Kristen Dalam Menanggapi Persoalan Korupsi di Indonesia. In Etika dan Religiusitas Anti-Korupsi Dari Konsep ke Praktek di Indonesia pp. 75–102. Bassel, Swiss Focus. Tour, P. A. 2002. Korupsi. Jakarta Hasta Mitra. Transparancy International. 2006. Buku Panduan Mencegah Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik A. A. Kustiadi, Ed.. Jakarta Transparancy International Indonesia. Turksen, U. 2018. Anti-Bribery and Corruption Perception, Risks and Practice for UK Bank. In N. Ryder Ed., White Collar Crime and Risk_ Financial Crime, Corruption and the Financial Crisis pp. 43–91. Bristol Palgrave Macmillan. Waluyo, B. 2014. Optimalisasi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Jurnal 42 Didaché Journal of Christian Education, Vol. 2, No. 1 2021 Yuridis, 12, 169–182. Wheaton, D. H. 2000. 1 Petrus. In Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta Bina Kasih/OMF. Yudha Maulana. 2017, November 27. Jejak Korupsi Tiga Wali Kota Cimahi dari Itoc, Atty dan Ajay M Priatna. Detik News. Retrieved from ... Penelitian tentang korupsi telah memenuhi halaman berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan dengan berbagai macam sorotan, baik secara umum maupun teologis Bihamding, 2018;Bunga et al., 2019;Ifrani, 2017;Priambodo et al., 2020;Setiadi, 2018;Wibawa, Agustian, & Warmiyati, 2021. Dalam sorotan iman Kristen, Nggebu menukik aspek etika Kristen Nggebu, 2021, demikian juga halnya dengan Kambodji dan Widjaja Kambodji & Widjaja, 2021. Meskipun demikian, Ibrani 135 merupakan teks yang tidak begitu diberi perhatian khusus terkait dengan korupsi. ...... Hal tersebut mengindikasikan bahwa, karakter penting bagi seseorang dalam berperilaku, karena itu karakter yang dididik dengan baik akan menen-tukan juga perilaku yang baik. Sebaliknya karakter yang buruk akan menghasilkan perilaku yang buruk yang termasuk didalamnya juga membentuk sifat seseorang menjadi koruptor Manullang, 2013;Nggebu, 2021. Indikasi-indikasi semacam itulah yang jika diperhatikan tampak berkorelasi dengan teks Ibrani 135. ...Romelus BlegurNico Pabayo GadingSonya Debora AttyThe focus of this research is on corruption as a global and serious problem that causes unrest in various parts of the world. The impact is so serious and dangerous for the existence of a nation that it attracts a lot of attention and efforts to deal with it. Amid these efforts, this study aims to provide an ethical-theological offer and answer to educate corrupt behavior by referring to the text of Hebrews 135. The method used in this research is a literature research and hermeneutic study. The result of this research is that to prevent corrupt behaviour, character education is needed as a step to form good behaviour. In addition, efforts are needed to cultivate satisfaction to avoid greed that has the potential to encourage acts of corruption. This research offers a God-centered education as an ethical-theological basis that guarantees the fullness of human life and allows a person not to behave corruptly.... Penyebab lain dilakukannya korupsi ini adalah sifat keserakahan, tamak, membohongi hati nurani dan abai dalam menjalankan tanggung jawab Bologne, 1993;Nggebu, 2021, sehingga timbul keinginan yang tinggi untuk memiliki kekayaan bahkan saat cara memperoleh kekayaan tersebut menyimpang dari norma yang berlaku. Ditambah pula dengan kesempatan yang ada di depan mata, terutama karena kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki membuat mereka akhirnya memilih atau mengambil resiko untuk tetap melakukannya meskipun mengetahui hal tersebut menyalahi aturan, baik negara maupun agama, merugikan banyak orang, serta ada kemungkinan akan terjerat hukum. ... Irfan SetiawanChristin Pratami JesajaKorupsi merupakan suatu tindakan menyimpang untuk mendapatkan kekayaan dan keuntungan pribadi menggunakan uang rakyat atau negara secara ilegal dengan menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan. Salah satu kasus yang terjadi belakangan ini dan cukup memprihatinkan ialah kasus korupsi bantuan sosial di masa pandemi virus corona. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis perilaku korupsi bantuan sosial oleh para aparatur pemerintahan di tengah pandemi virus corona, Penanganan tindakan korupsi aparatur pemerintahan Indonesia, dan Upaya untuk meminimalisir tindakan korupsi bantuan social di Indonesia. Penelitian ini memadukan konsep Kast, Rosenzweig, 1970 mengenai perilaku yang didasarkan motivasi, konsep McClelland, 1985 mengenai dorongan dasar motivasi & konsep GONE dari Jack Bologne, 1993 mengenai penyebab korupsi. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dan kepustakaan pengumpulan data pustaka dengan melakukan analisis secara sistematis dari semua data terkumpul yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan, disamping itu penulis juga mewawancarai tenaga ahli baik dari penyuluh anti korupsi maupun pengkaji masalah sumber daya aparatur. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa korupsi merupakan masalah yang sangat besar karena dapat mengganggu pertumbuhan dan pembangunan negara, serta butuh penanganan serius untuk mengatasi atau meminimalisir keberadaannya. Korupsi bisa terjadi karena cara pandang seseorang akan kekayaan yang salah, ketamakan, adanya peluang, kebutuhan, penyalahgunaan kekuasaan, tidak adanya nilai-nilai integritas dan nasionalisme, ketidaktegasan hukum, dan pandangan terhadap hukum. Salah satu contohnya ialah kasus korupsi penyalahgunaan dana bantuan sosial saat pandemi virus corona yang menyebabkan kerugian besar. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal ini dapat dilakukan dengan memberi edukasi sejak dini akan nilai-nilai anti korupsi, menegakkan hukum yang berlaku secara tegas, dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang mekanisme pengaduan dan pelaporan apabila mengetahui terjadinya tindakan korupsi. Kata Kunci Perilaku Korupsi, Aparatur Pemerintah, Bantuan Sosial, Pandemi COVID-19... Kasus korupsi pada akhir tahun 2020 yang lalu menarik perhatian masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh mantan Menteri Sosial Juliari Batubara yang menerima suap dari pihak ketiga dalam program bantuan sosial dari dampak Covid-19. Secara etika Kristen, ia tergolong pejabat Kristen yang mudah tergoda dengan harta duniawi yang sekaligus meruntuhkan moralitasnya Nggebu, 2021. ...Jefrie WaleanThis study presents an analysis of corrupt behavior from the perspective of the text of Exodus 2017 and the constitution. This research aims to place the perspective of the Bible and the constitution in parallel. This study uses analytical and descriptive methods to develop thinking patterns related to the linear perspective of the Bible and the constitution as the foundation for the Corruption Eradication Commission and the Bible. This study concludes that the phrase do not covet in the text of output 2017 is linear with a juridical perspective that coveting other people's legal property is a criminal offense.... character building. According to Sukmadinata [4] that "Psychologically maturing means that individuals. ...Zainal ArifinM. Ridwan Said Ahmad Andi Dody May Putra AgustangThis research aims to; 1 identify the implementing of character education in SMA Negeri 3 Bantaeng Regency, and 2 identify the inhibiting factors of character education in Bantaeng Regency. The research was descriptive qualitative research with informants consisting of teacher and students in SMA Negeri 3 Bantaeng Regency taken purposive sampling. The data were collected through observation, interview, and documentation, and analyzed using descriptive qualitative analysis with data reduction, data display dan coclusion. The character education must involve aspects of moral feeling and moral action. The character education is not just teaching what is good and what is wrong. But more than the charater education intills habits so the students understanding cognitive, are able to feel affective, and have good values psychomotor. The regular coaching process will shape the identity of students so that it can be made into a habit that will indirectly give birth to their character. Someone who has good and bad character does not lie in their knowledge of values tha come from conscience or arrogance. The role of the teacher in the formation of character based on values must be directed at fostering students to have attitude of respect for diversity and the importance of self-reflection in developing the values contained in character education.... Recent years have witnessed numerous intelligent individuals commit fraud, including corruption, manipulation, and financial misstatements, due to excessive obsession with material rewards Nggebu, 2021;Prabowo, 2014. Several fraud cases have involved accountants, including Jiwasraya default case in 2018, SNP Finance default case in 2018 received an unqualified opinion in previous years, Hanson International its auditor failed to disclose material misstatements, and Indosat its auditor failed to present supporting evidence of BTS lease in its financial statements. ...Heru Pribowo Fidiana FidianaBambang SuryonoA B S T R A K This study aims to explore accounting educators’ consciousness and understanding regarding accounting education from the perspective of Christian spiritual intelligence. Accordingly, we use a phenomenological approach as the research method. Data is generated through conducting in-depth interviews using epoche to several informants lecturers of a university in Palangkaraya, Central Kalimantan Province. Data is then analyzed using the transcendental phenomenology approach. The results demonstrate that each informant has spiritual intelligence or divine consciousness. They also expect that these divine or spiritual values can be integrated into current accounting education to enable future accounting graduates not to be misguided when entering the professional lives and applying their knowledge. We also find three 3 values or meanings contained in Christian spiritual values, namely fear of God, integrity a reflection of God, and heaven. Accountants will exhibit these three values if their education already have divine or spiritual values. In sum, our study underscores the importance of integrating spiritual values into the existing courses, not only ethics-related ones, but also accounting-related onesCarolina Etnasari Anjaya Martina NovalinaCorruption has been entrenched in this country and is very difficult to eradicate. It has been found that in recent years corrupt behavior has even been carried out by non-believers. This condition is very dangerous because people who do not believe as guardians and proclaimers of the truth of God's word are actually found as perpetrators of corruption. This study aims to examine the contribution of Christian education in anticipating and eradicating the culture of corruption that is rife in Indonesia. The research method uses descriptive qualitative with a literature study approach. The results of the study conclude that in the application of anti-corruption education, the church, family and need to work together in the form of pyramid synergy. This is because the three domains are the holders of the mandate of Christian moral education for students so that they can fulfill their duties as the light of God in society. The implementation of anti-corruption education in schools and families has its own obstacles, but these obstacles can be overcome by the church as the largest scope and within the scope of the pyramid. The family is the second order from the base in considering the family is the closest scope of students and has a better portion of time in carrying out anti-corruption education. Perilaku korupsi telah membudaya di negeri ini dan sangat sulit diberantas. Ditemukan fakta pada beberapa tahun terakhir ini perilaku korupsi bahkan dilakukan oleh orang-orang percaya. Kondisi ini sangat berbahaya karena orang percaya sebagai penjaga dan pemberita kebenaran firman Tuhan justru ditemukan sebagai pelaku korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kontribusi Pendidikan Kristen dalam upaya mengantisipasi dan memberantas budaya korupsi yang marak di Indonesia. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam penerapan pendidikan anti korupsi, gereja, keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam bentuk sinergi piramida. Hal ini disebabkan ketiga ranah tersebut sebagai pemegang mandat pendidikan moral Kristiani anak didik agar dapat memenuhi tugas sebagai terang Tuhan dalam masyarakat. Pelaksanaan pendidikan antikorupsi pada lingkup sekolah dan keluarga memiliki kendala masing-masing, namun kendala tersebut dapat diatasi oleh gereja sebagai lingkup yang memiliki daya dan potensi paling besar dan berada dalam lingkup paling dasar dalam sinergi piramida. Keluarga menempati urutan kedua dari dasar dalam piramida mengingat keluarga merupakan lingkup terdekat anak didik dan memiliki porsi waktu yang lebih dalam menjalankan pendidikan anti Maurenis PutraRefleksi teologis ini hendak memberi pesan bagi orang Kristen dengan menelaah korupsi berdasarkan Injil Matius 6 11 di tengah menjamurnya korupsi di Indonesia. Melalui metode kepustakaan, artikel ini menemukan bahwa Matius 6 11 menentang korupsi sebab korupsi merupakan bentuk ketidakpedulian merawat iman sosial yang diwariskan Yesus, yaitu sikap sadar dan peduli pada kebutuhan sesama sebagaimana tercermin dalam seruan “makanan kami” dan “secukupnya”. Berdasarkan temuan tersebut, artikel ini sampai pada alternatif solusi, yaitu menggalang pendidikan antikorupsi secara informal dan formal. Secara informal, orang tua diajak untuk membangun teladan hidup jujur sebagai habitus keluarga dan menjadikan rumah sebagai sekolah iman. Secara formal, perlu dilakukan integrasi nilai-nilai antikorupsi ke dalam sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah pendekatan inklusif dan menjadikan pendidikan antikorupsi sebagai mata pelajaran muatan lokal atau mata kuliah tersendiri pendekatan eksklusif.Sostenis NggebuTujuan artikel ini untuk menjelaskan upaya preventif tindak korupsi menurut iman Kristen. Upaya ini sebagai bagian dari partisipasi kaum Kristen dalam menawarkan nilai-nilai iman yang bersumber dari Firman Allah tentang upaya mencegah terjadinya kasus korupsi. Rumusan pembahasannya memakai jasa metode deskriptif analitik. Hasilnya, memperlihatkan bahwa pencegahan korupsi dapat dimulai dengan tumbuh kembangnya nilai-nilai iman firman Allah, yang dianut kaut dalam batin orang Kristen; nilai itu akan menjadi piranti hakiki yang melindunginya dari godaan keduniawian. Orang Kristen yang dewasa dalam iman merupakan wakil Kristus di tengah dunia ini. Sehingga, dengan citra itu ia hadir mewakili Kristen di tengan masyarakat, sekalipun terbuka peluang untuk korupsi atau dipaksa korupsi, ia akan tetap berpegang teguh pada keyakinan dasarnya; ia memiliki piranti yang kokoh dalam iman Kristennya yakni hidup takut akan Kristus dan memuliakan-Nya. August Corneles TamawiwyDiscussion of ethics in order to respond to the phenomenon of corruption in Indonesia is no longer a new discourse. However, not many articles that describe an understanding of the importance of ethical contribution to the problem of corruption in Indonesia. This article lays the foundation that talks about Christian ethics in response to the issue of corruption in the Indonesian context. Efforts to eradicate corruption often find their 'cul de sac' because it involves only one political or economic or two political and economic aspects of sociological pillars thus ruling out other pillar that is culture. On the other hand, the Church feels that they need to be involved in aspects of the politics to eradicate corruption. Map of the social threefolding be blurred so that the Church no longer feel that they have influence except through political aspects. By mapping the three sociological pillars, this article seeks to clarify the role of the Church through ethical-theological study in order to address issues of corruption in Indonesia. Through sociological role mapping, this article shows the power of ethics, particularly Christian ethics, to the problem of corruption in Indonesia. Kata Kunci korupsi, sosiologi, etika Kristen, BoneTujuan penelitian ini menguji kesadaran dan persepsi publik terhadap korupsi di Indonesia, Negara yang dipandang oleh Transparancy International memiliki level korupsi yang menurun. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei berbasis kuantitatif. Terdapat 528 responden yang berpartisipasi dalam survei ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korupsi 83,52 dan ketidakstabilan politik merupakan isu utama di Indonesia. Lebih lanjut, faktor utama yang menyebabkan korupsi adalah lemahnya regulasi dan ketidakefektifan birokrasi. Terakhir, responden lebih percaya pada lembaga pendukung penegak hukum PPATK, BPK dan BPKP daripada penegak hukum KPK, Kejaksaan, Polri dan MA. Temuan yang disajikan dalam studi ini bertolak belakang dengan hasil Transparansi Internasional yang menunjukkan korupsi di Indonesia semakin berkurang, sedangkan menurut responden mayoritas setuju korupsi justru semakin meningkat di SunariyantiKorupsi mewarnai berjalanannya birokrasi di Indonesia, bahkan terjadi pula di masyarakat dewasa ini. Tindak korupsi perlu diberantas sejak dini dan dimulai dari lini yang paling sempit yakni keluarga. Jurnal ini bertujuan untukmembahasbagaimana penerapan etika Kristen dalam pendidikan anti-korupsi di keluarga. Topik ini dianalisa menggunakan pendekatan alkitabiah dan etika Kristen. Alkitab menguak bagaimana kisah korupsi yang dilakukan Ananias dan Safira serta Yudas Iskariot yang merupakan suatu bentuk ketidaktaatan kepada Tuhan. Sehingga, korupsi memiliki makna dosa yang harus dipertanggung jawabkan oleh pelaku korupsi di hadapan Tuhan secara langsung. Kesimpulan yang diperoleh adalah pentingnya penerapan etika Kristen seperti moralitas kejujuran dan integritas, pemahaman takut akan Tuhan, serta pembelajaran mengucap syukur senantiasa dalam pendidikan anti-korupsi di keluarga. Muhammad Zainul ArifinPerizinan di indonesia masih menyisakan tugas yang cukup banyak. Hal ini terkait dengan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh kepala daerah bersama dengan birokrat dalam memudahkan perizinan tambang, alih fungsi lahan dan sederet persoalan perizinan lainnya. Cukup banyak kasus korupsi perizinan yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. Lihat saja, berdasarkan peringkat dalam ease of doing business EoDB atau kemudahan berusaha 2016 versi World Bank Group, Indonesia berada pada posisi 109 dari 189 negara. Tak heran jika pemerintah berupaya "menggenjot" dengan menyederhanakan sistem perizinan. Sebab jika tidak diperbaiki sistem perizinan di daerah masih menjadi lahan empuk bagi pejabat daerah dalam melakukan korupsi perizinan, sehingga mempersulit pelaku usaha melakukan ekspansi maupun pengembangan bisnis. Abstract Licensing in Indonesia still leaves a lot of tasks. This is related to the abuse of authority carried out by regional heads together with bureaucrats in facilitating mining permits, land conversion and a range of other licensing issues. There are quite a lot of licensing corruption cases handled by the Corruption Eradication Commission KPK. Just look, based on the ranking of ease of doing business EoDB or business ease 2016 version of the World Bank Group, Indonesia is in the position of 109 out of 189 countries. No wonder the government seeks to "boost" by simplifying the licensing system. Because if it is not repaired, the licensing system in the regions is still an easy area for local officials to conduct licensing corruption, making it difficult for businesses to expand and develop their business. A. Pendahuluan Salah satu amanat Undang-Undang Dasar 1945 saat berdirinya Indonesia ada-lah memberikan kesejahteraan sebesar-be-sarnya bagi rakyat Indonesia. Hal ini men-jadi tugas penting bagi semua elemen untuk dapat saling bahu-membahu dalam mense-jahterakan rakyat dan memberikan rasa am-an termasuk saat dalam kegiatan ekonomi dan investasi di Negara ini. Salah satu per-soalan yang dihadapi dalam bidang pereko-nomian adalah masih rumitnya iklim invest-tasi di Indonesia dan korupsi di bidang peri-zinan menjadi masalah serius yang merata dan tersebar di seluruh pemerintah daerah negeri ini. Sebutlah apa yang terjadi di Meikarta dengan kasus korupsi dalam pengurusan izin yang melibatkan pejabat tingi pemerin-tah Kabupaten Bekasi dan petinggi LippoResa DandirwaluThis research focuses on the method of anti-corruption practiced by the Christians and Moslems family in Ambon, using qualitative analysis. The result shows that the cultivating method of anti-corruption which is used in the Christians and Moslems family in Ambon is still giving advice only. I suggest the reciprocal method as an alternative for the Christians and Moslems family in Ambon to cultivate the anti-corruption. There some steps of the reciprocal process, parents firstly give the understanding to the children, they then can make their questions in a dialog. The children will be given an opportunity to identify the corruption problem, and the new question will arise and then produce an idea that can be developed and practiced. Both parents and children finally are asked to keep away from the corruption. It will be one of the solutions to the Christians and Moslems family to avoid the DOMINGGUS LERE DAWAAbstrak Sikap gereja terhadap politik adalah isu yang masih terus relevan untuk didiskusikan di Indonesia. Setiap kali menjelang pemilu atau menyikap isu-isu tertentu dalam politik negara orang Kristen ramai meributkan sikap yang sebaiknya diambil gereja. Sikap yang banyak diambil adalah menjauhkan diri dari politik atau sekurang-kurangnya netral. Berangkat dari kasus sikap Sinode Gereja Kristus Tuhan GKT terhadap politik, tulisan ini hendak mendorong dilakukannya tinjau ulang terhadap sikap gereja terhadap politik. Dalam dialog dengan sejumlah pemikiran dari filsafat politik klasik dan pikiran sejumlah pemikir Kristen disimpulkan bahwa gereja sebaiknya lebih peduli dan aktif terlibat serta tidak menyerahkan urusan ini melulu kepada anggota-anggota gereja saja. Kata-kata Kunci GKT, politik, netralitas, pemerintah, tanggung jawabAlfrida LembangIndonesia is a vast country committed to undertaking efforts to eradicate corruption in order to create advanced Indonesia. The profession of the State Civil Apparatus is a part of Indonesia's profession and vulnerable to corruption. The country already has an Anti-Corruption module for ASN. The module can be developed by adding values to the characteristics of Caleb leadership so that it is expected to be effective for eradicating corruption in the context of Christian ASN. The purpose of this study is to uncover the leadership character values of Caleb to later integrate it with the anti-corruption values of the State civil apparatus. This study uses a qualitative approach to the type of grounded theory research. This paper produces Caleb characteristic values for ASN anti-corruption values. These values consist of first, a Christian ASN must have a value of faith in God. Second, a Christian ASN must live according to the fear of God. Third, a Christian ASN must have the correct ethical values to live up to nine anti-corruption values. Keywords State Civil Apparatus, Anti Corruption, Caleb, Leadership. Abstrak Indonesia merupakan Negara besar berkomitmen melakukan usaha-usaha pemberantasan Korupsi demi terciptanya Indonesia Maju. Profesi Aparatur Sipil Negara merupakan bagian dari profesi yang ada di Indonesia dan rentan untuk melakukan tindakan korupsi. Negara telah memiliki modul Anti Korupsi untuk ASN. Modul tersebut dapat dikembangkan dengan menambah nilai-nilai karakteristik kepemimpinan kaleb sehingga diharapkan efektif bagi pemberantasan korupsi dalam konteks ASN Kristiani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai karakter kepemimpinan dari kaleb untuk kemudian memadukannya dengan nilai-nilai anti korupsi aparatur sipil Negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian grounded theory. Tulisan ini menghasilkan nilai-nilai karakteristik kaleb bagi nilai anti korupsi ASN. Nilai-nilai tersebut terdiri atas pertama, Seorang ASN kristiani harus memiliki nilai iman kepada Allah. Kedua, seorang ASN kristiani harus hidup berdasarkan rasa takut akan Allah. Ketiga, Seorang ASN Kristiani harus memiliki nilai sikap nilai nalar etis yang benar untuk dapat menghidupi sembilan nilai anti korupsi. Kata Kunci Aparatur Sipil Negara, Anti Korupsi, Kaleb, DewantaraKorupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan di Indonesia. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit tata pemerintahan yang baik good governance dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi yang terjadi dalam pemilihan umum dan badan legislatif tentu mengurangi akuntabilitas perwakilan dalam kerangka pembentukan kebijaksanaan public. Dalam dunia pengadilan, korupsi menghentikan ketertiban hokum dan menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Upaya untuk mentransformasi manusia Indonesia yang terkenal religius menjadi lebih jujur, tidak serakah, lebih bertanggung jawab, berdisiplin tinggi, berempati tinggi pada peningkatan kesejahteraan bersama, dan patuh pada aturan menjadi hal yang sangat penting. Tulisan ini hendak menggali jiwa atau spiritualitas antikorupsi yang ada dalam salah satu agama di Indonesia, yakni agama kristiani. Makalah ini mencoba mengkaji permasalahan korupsi tidak dengan kacamata penegakan hukum, kriminologi, ataupun sosiologi. Situasi koruptif bangsa ini hendak diteropong secara lebih mendalam melalui cara pandang kristiani. Semua itu akhirnya bermuara pada penemuan alternatif kehidupan bersama yang tidak egois dan mengena pada situasi Indonesia saat ini, dengan demikian tata hidup bersama yang dicita-citakan bersama semakin berorientasi kepada peraihan kebaikan dan selaras dengan ciri khas bangsa yang berkarakter religius. Hasilnya tentu bukan untuk menolak pendekatan agama lain, karena kajian ini adalah salah satu pendekatan teologis saja dan tetap terbuka untuk didialogkan dengan konsep agama lain demi mekarnya semangat dialogis bagi tegaknya semangat antikorupsi di Indonesia. Ari Surya DharmawanABSTRAKKorupsi dimulai dari suatu tindakan kecil yang akan berakibat besar. Besar kecilnya suatu tindakan korupsi akan berefek dapat meruntuhkan sebuah negara yang besar. Maka diperlukannya tindakan nyata akuntan untuk pemberantasan korupsi. Artikel ini mencoba untuk membahas dengan sudut pandang etika, agama dan cinta akuntan dalam perannya membangun negara dengan pemberantasan korupsi. Kata kunci Korupsi; Etika; Agama; Cinta ABSTRACTCorruption starts from a small action that will have a big effect. The size of an act of corruption will have the effect of tearing down a large country. So the real action of accountants is needed to eradicate corruption. This article tries to discuss with the perspective of ethics, religion and love of accountants in their role in building the country by eradicating corruption. Keywords Corruption; Ethics; Religion; Love Rifai RifaiThe injustice act of corruption is an apprehensive thing in the national life’s context of Indonesia. There were some treatments and eradication of corruption act had been taken, especially by government, with established a special commission for eradicating corruption. Another important against corruption act is to do an early precaution by giving Christian education lesson in school. This article aimed to describe the using of biblical text on Exodus 231-13 as the lesson matter to the student in order they have behavior of anti-corruption. This article used the methods of describing and text analyzing on Exodus 231-13. The conclusion is, that the student had to be affected by the values taught in Exodus 231-13, they are not to witness a false report, obeying the rule or law, do justice, love others, not to oppress, and not to call on other God, in order having a behaviour of kriminal pidana korupsi merupakan hal yang sangat mengkuatirkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Berbagai cara penanganan dan pemberantasan tindak korupsi dilakukan, terutama oleh pemerintah, yaitu dengan membuat komisi khusus untuk memberantas korupsi. Hal yang tidak kalah penting adalah melakukan tindakan pencegahan dini melalui pelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran penggunaan teks Keluaran 231-13 sebagai materi ajar kepada siswa agar memiliki sikap anti korupsi. Metode yang digunakan adalah deskripsi dan analisis teks pada Keluaran 231-13. Kesimpulannya, anak didik harus menghayati nilai-nilai yang diajarkan dalam Keluaran 231-13, seperti tidak bersaksi dusta, taat hukum atau aturan, berlaku adil, mengasihi, tidak suka memeras, dan tidak menduakan Tuhan, agar memiliki sikap yang anti terhadap segala bentuk tindakan korupsi.
Perbesar Ilustrasi dosa besar. Foto: Unsplash. Mengutip buku Dosa-Dosa Besar oleh Imam Adz-Dzhabi, berikut adalah macam-maca dosa besar yang tercantum dalam Al-Quran dan harus dihindari: 1. Syirik. Syirik artinya mempersekutukan Allah SWT, misalnya menyembah batu, pohon, atau matahari. Seorang yang melakukan dosa syrik tidak akan diampuni dan
JAKARTA - Dosa secara umum dibagi menjadi dua kategori. Pertama adalah dosa besar dan dosa kecil. Lalu apa yang dimaksud dengan dosa besar dan apa itu dosa kecil?Dalam buku tafsir Kementerian Agama dijelaskan, sebagian besar ulama berpendapat bahwa dosa kecil merupakan perbuatan yang tidak memiliki aturan hukuman had-nya. Hukuman had adalah hukuman yang ditentukan macam dan jenisnya oleh syariat, seperti hukuman kepada pelaku zina. Karena itu, dosa kecil dapat ditutup dengan melakukan ibadah seperti sholat lima waktu, sholat Jumat dan puasa Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, "Antara sholat fardhu hingga sholat fardu lainnya, antara sholat Jumat hingga sholat Jumat berikutnya, dan antara puasa Ramadhan hingga puasa Ramadhan selanjutnya, merupakan pelebur dosa selama menjauhi dosa besar." HR Muslim dari jalur Harun bin SaidSedangkan dosa besar, para ulama berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa dosa besar adalah pelanggaran agama yang memiliki ancaman siksa neraka. Sebagian ulama lain tidak berpendapat begitu dan berpendapat bahwa dosa besar adalah yang ditetapkan dalam Alquran dan Hadits. Ulama fikih berpendapat, perbedaan dosa besar dengan dosa kecil dapat dilihat dari akibat yang ditimbulkan dari dosa tersebut. Bila dampak kerusakan yang ditimbulkan itu sedikit maka adalah dosa kecil. Sedangkan jika dampak kerusakan yang ditimbulkan itu besar, maka termasuk dosa berbagai hadis disebutkan ada tujuh macam dosa besar, ada yang menyebut empat macam dosa besar, dan ada pula yang menyebut tiga dosa besar. Menurut Sayyid Quthb, perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kontekstual, dan Nabi Muhammad SAW menyampaikan sabda sesuai masalah yang dihadapi seseorang yang bertanya kepada tidak didasarkan pada pertanyaan sahabat, nasihat Nabi ditujukan kepada orang banyak. Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jauhilah tujuh dosa besar." Lalu sahabat bertanya tentang apa saja dosa besar itu. Kemudian Nabi SAW menjawab"Syirik menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari peperangan, menuduh berbuat zina wanita yang sudah menikah padahal mereka beriman dan terhormat." HR BukhariDi riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Ingatlah, aku akan memberi tahu kepada kalian tentang dosa-dosa yang terbesar, yaitu syirik dan durhaka kepada kedua orang tua." Kemudian Nabi duduk dan berkata lagi, "Juga berkata dusta dan kesaksian palsu. HR Bukhari dan MuslimPara sahabat dan ulama salaf berpendapat bahwa dosa besar itu tidak hanya ada tujuh tetapi kemungkinan ada lebih banyak. Ibnu Abbas RA mengatakan, dosa besar itu mendekati 70 perbuatan dosa, bahkan dalam riwayat lain mendekati 700 Abbas RA juga menyampaikan, tidak ada dosa besar jika disertai dengan istighfar mohon ampunan kepada Allah SWT, dan dosa kecil yang terus-menerus dilakukan bisa menjadi dosa besar. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini ebXsfrm.
  • q6f344rfic.pages.dev/8
  • q6f344rfic.pages.dev/123
  • q6f344rfic.pages.dev/105
  • q6f344rfic.pages.dev/307
  • q6f344rfic.pages.dev/104
  • q6f344rfic.pages.dev/270
  • q6f344rfic.pages.dev/18
  • q6f344rfic.pages.dev/356
  • q6f344rfic.pages.dev/37
  • dosa besar dan dosa kecil dalam kristen